RS Pemerintah Justru Minim Gunakan Obat Generik

RS Pemerintah Justru Minim Gunakan Obat Generik
RS Pemerintah Justru Minim Gunakan Obat Generik
BANDUNG - Ini kenyataan, dan sangguh ironis! Menurut Direktur Utama PT Kimia Farma M Syamsul Arifin, diam-diam rumah sakit pemerintah justru lebih suka menggunakan obat-obatan branded yang cenderung mahal, ketimbang menggunakan obat generik.

"Mau percaya atau tidak, tapi fakta di lapangan banyak rumah sakit pemerintah justru lebih dominan menggunakan obat branded ketimbang generik. Kalau mau lihat datanya, sedih rasanya melihat penggunaan obat generik di Indonesia di bawah 50 persen," kata Direktur Utama PT Kimia Farma Tbk M Syamsul Arifin dalam workshop tentang persaingan usaha industri farmasi,di Bandung, Jawa barat,  Senin (11/10).

Menurut Syamsul,  harusnya pemerintah tidak mengatur harga obat generik. Sebab, diatur dan diturunkan sekalipun, pengguna obat generik tetap sedikit. Selain itu dokter pun diminta untuk memberikan resep obat generik ketimbang branded. "Kenapa tidak diatur harga obat esensial biar obat generik bisa bersaing juga. Ini obat generik yang ditekan harganya, sementara obat esensial justru tidak pernah turun," ucapnya.

Sementara Sekjen Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Pusat Slamet Budiarto mengatakan, pihaknya sering mengalami kendala ketika memberikan resep ke pasien banyak yang menolak obat generik. Dengan alasan ingin obat yang paten dan branded."Menurut saya, ada baiknya pemerintah mencantumkan logo generik di obat branded agar pola pikir masyarakat bisa berubah. Bahwa obat murah bukan berarti tidak berkualitas. Dan obat branded bukan berarti harus mahal," tandasnya.

BANDUNG - Ini kenyataan, dan sangguh ironis! Menurut Direktur Utama PT Kimia Farma M Syamsul Arifin, diam-diam rumah sakit pemerintah justru lebih

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News