RS Pendidikan Jangan Jadikan Pasien Kelinci Percobaan
Sabtu, 11 Februari 2012 – 03:28 WIB

RS Pendidikan Jangan Jadikan Pasien Kelinci Percobaan
Terpisah, Roder Nababan dari LBH Kesehatan Alwalindo menilai, memang selama ini pasien di RS Pendidikan dijadikan semacam kelinci percobaan. "Tanpa pasien diberitahu untuk apa, diambil sampel darahnya bisa tiga kali sehari. Terutama jika pasiennya miskin, betul-betul dijadikan kelinci percobaan," ujar Roder, yang juga seorang pengacara asal Tapanuli Utara itu.
Sesuai ketentuan, RS Pendidikan juga melayani program-program pelayanan kesehatan warga miskin, seperti Jampersal dan Jamkesmas. Tapi, lanjutnya, faktanya warga miskin tetap dipersulit.
Namun, Roder tidak sepenuhnya menyalahkan petugas RS. Menurutnya, banyak petugas yang memang belum tahu program seperti Jampersal. "Saya menilai sosialisasinya kurang. Padahal, ada dana untuk sosialisasi. Ada yang mengambil keuntungan pribadi dari program-program semacam itu," ujarnya tanpa menyebut siapa mereka itu. (cha/sam/jpnn)
JAKARTA - Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Dirjen Dikti Kemdikbud) Djoko Santoso mewanti-wanti para mahasiswa
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Usaha Felicia Putri Diterima Kuliah di Harvard University Bisa Dicontoh
- Prodi Manajemen dan Informatika Bahas Cara Membangun Ekosistem Digital HR yang Aman
- Soal Penjurusan di SMA, Mendikdasmen: Arahan Presiden Agar Dikaji Lebih Dalam
- Ratusan Siswa SLTAK Penabur Jakarta Berlaga di Science Project Challenge 2025
- EF Kids & Teens Kini Menjadi English 1, Wajah Baru Pendidikan Bahasa Inggris
- CIES 2025: Tanoto Foundation Ungkap Strategi Efektif Pelatihan Guru