RS Telat Perpanjang Kerjasama dengan BPJS, Pasien Cemas
Sebab, kata Zakis, pasien gagal ginjal tidak bisa disamakan dengan pasien lain. Jika pengobatan pasien lain dapat ditunda satu atau dua hari, perawatan pasien gagal ginjal tidak bisa ditunda-tunda.
Perawatan cuci darah itu harus dilakukan secara rutin, baik hari maupun jamnya.
Zakis sendiri memiliki jadwal cuci darah dua kali seminggu. Yakni, setiap hari Senin dan Kamis. Jika jadwal itu diganti hari Selasa, tubuhnya akan bereaksi.
Reaksi itu dapat berupa sesak napas, serangan jantung, koma, atau bahkan hingga meninggal dunia.
"Ini karena ginjal kami tidak berfungsi lagi. Cuci darah itu untuk mengeluarkan racun-racun dalam tubuh kami. Kalau kami tidak cuci darah, racun itu akan menumpuk," jelasnya.
Memang, hemodialisa dapat dilakukan meski tanpa jaminan dan fasilitas BPJS Kesehatan. Tapi ada harga yang harus dibayar. Jumlahnya tidak bisa dibilang sedikit.
Untuk satu kali cuci, pasien harus merogoh kocek sebesar Rp 1,3 juta. Jika dalam satu minggu mereka harus cuci darah sebanyak dua kali, maka pengeluaran mereka dalam satu bulan menjadi Rp 10,4 juta.
"Di komunitas kami ini ada orang yang sudah 18 tahun cuci darah. Dia sampai jual tanah dan rumah untuk biaya cuci darah. Tapi setelah ia menggunakan BPJS Kesehatan, hidupnya sangat terbantu," kata Zakis lagi.
JPNN.com – Perasaan Zakis Syamsul Bahya dirundung kecemasan. Dalam beberapa hari ke depan, ia tak lagi bisa menjalani perawatan hemodialisa
- 21 Orang di Sukabumi Jadi Korban Penipuan Sindikat Pemalsu Kartu Indonesia Sehat
- Lestari Moerdijat Minta Peran Pemda Ditingkatkan dalam Penanggulangan Kanker Payudara
- RS Hasan Sadikin Berusia 101 Tahun, Menkes Budi Titip 3 Pesan Penting Ini
- BPJS Kesehatan & Ketenagakerjaan Gratis Ahmad Ali-AKA Hilangkan Kemiskinan di Sulteng
- Simak Nih Warga Sulteng, Komitmen Ahmad Ali- Abdul Karim Soal BPJS Kesehatan
- Ahmad Ali-AKA Pastikan BPJS Gratis, Beban Warga Hilang