RS Unair Kewalahan, Kurang Tenaga Kesehatan di Ruang Perawatan Covid-19
Dari jumlah pendaftar saat ini dirasa masih kurang. Sebab, ungkap Alfian, jumlah tersebut masih kurang dibanding jumlah bed dan pasien yang ada.
"Sebanyak 20 sampai 30 orang bila dibagi satu shiftnya 4 orang, cuma akan ada sekitar 10 shift. Satu hari kita ada 3 shift, 10 dibagi 3 hanya ada sekitar tiga harian. Dari perhitungan kami, itu tidak cukup. Belum lagi kalau satu ruangan ICU ada rasio yang tidak cocok antara pasien dan jumlah bednya," paparnya.
Alfian menyebutkan bahwa kekurangan saat ini adalah tenaga perawat. Untuk jumlah dokter spesialis RS Unair sudah mendapatkan bantuan dari FK Unair maupun RSUD Dr.Soetomo.
Alfian berharap, ada kebijakan dari Pemkot atau Pemprov untuk mengalihkan nakes dari RS atau Puskesmas milik pemerintah yang mungkin pasien umumnya berkurang supaya diperbantukan ke RS rujukan Covid-19.
"Itu kalau dari Pemkot atau Pemprov mengizinkan mereka diperbantukan ke rumah sakit rujukan, bukan hanya di RS Unair saja," pungkasnya. (ngopibareng/jpnn)
RS Unair kekurangan tenaga kesehatan sejak dibukanya gedung baru untuk penanganan Covid-19.
Redaktur & Reporter : Natalia
- KTKI Perjuangan Tuntut Keppres KKI Dibatalkan demi Masa Depan Profesi
- Khusus Calon PPPK, Ini Info Terkini dari Bu Ani
- KTKI-P Laporkan Kebijakan Kemenkes, Wakil Presiden Diminta Turun Tangan
- RS Hasan Sadikin Berusia 101 Tahun, Menkes Budi Titip 3 Pesan Penting Ini
- Soal Pelarangan Hijab di RS Medistra, Pengamat Kebijakan Publik Singgung Opsi Gugatan Hukum
- Seleksi CPNS 2024: Kejaksaan Buka Lowongan 389 Tenaga Kesehatan, Buruan Daftar!