RS Unair Kewalahan, Kurang Tenaga Kesehatan di Ruang Perawatan Covid-19

Dari jumlah pendaftar saat ini dirasa masih kurang. Sebab, ungkap Alfian, jumlah tersebut masih kurang dibanding jumlah bed dan pasien yang ada.
"Sebanyak 20 sampai 30 orang bila dibagi satu shiftnya 4 orang, cuma akan ada sekitar 10 shift. Satu hari kita ada 3 shift, 10 dibagi 3 hanya ada sekitar tiga harian. Dari perhitungan kami, itu tidak cukup. Belum lagi kalau satu ruangan ICU ada rasio yang tidak cocok antara pasien dan jumlah bednya," paparnya.
Alfian menyebutkan bahwa kekurangan saat ini adalah tenaga perawat. Untuk jumlah dokter spesialis RS Unair sudah mendapatkan bantuan dari FK Unair maupun RSUD Dr.Soetomo.
Alfian berharap, ada kebijakan dari Pemkot atau Pemprov untuk mengalihkan nakes dari RS atau Puskesmas milik pemerintah yang mungkin pasien umumnya berkurang supaya diperbantukan ke RS rujukan Covid-19.
"Itu kalau dari Pemkot atau Pemprov mengizinkan mereka diperbantukan ke rumah sakit rujukan, bukan hanya di RS Unair saja," pungkasnya. (ngopibareng/jpnn)
RS Unair kekurangan tenaga kesehatan sejak dibukanya gedung baru untuk penanganan Covid-19.
Redaktur & Reporter : Natalia
- Polri-TNI Evakuasi Para Guru & Tenaga Kesehatan yang Diserang KKB di Yahukimo
- Bethsaida Caregivers Awards 2025 Ajang Penghargaan Bagi Dokter dan Perawat
- 295 PPPK Nakes Terima SK Perpanjangan Masa Kerja 5 Tahun
- Uhamka Siapkan Tenaga Medis Profesional untuk Kebutuhan Nakes di Arab Saudi
- Bersama Kemenkes, HDI Perkuat Dukungan bagi Tenaga Kesehatan
- Mengenal Jurusan Keperawatan, Ini Prospek Karier dan Peluangnya di Masa Depan