RSBI Tidak Perlu Memakai Guru Ekspatriat
Butuh Tutor Tambahan, Kerja Sama dengan Kampus
Jumat, 09 Maret 2012 – 04:48 WIB
JAKARTA - Di beberapa tempat, terutama di kota besar, Sekolah Rintisan Bertaraf Internasional (RSBI) menggunakan orang asing atau ekspatriat sebagai guru. Sebelum memulai tahun ajaran baru 2012-2013, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) meminta RSBI memangkas penggunaan ekspatriat sebagai pendidik. Menurut mantan Menkominfo itu, menggunakan guru asing di RSBI memang tidak dilarang. Tetapi ada kerugiannya. Pertama adalah soal pendanaan. Konon, ada sekolah yang habis puluhan juta rupiah per tahun untuk mengikat kontrak beberapa guru ekpatriat.
Nuh menjelaskan, banyak motivasi sekolah berlabel RSBI menggunakan tenaga pendidik ekspatriat. Pertama, untuk mengasah kemampuan bahasa asing. Kedua, memenuhi tuntutan guru. Dan yang ketiga menjaga gengsi sekolah. Menurut Nuh, samakin lama ada RSBI yang menggunakan tenaga asing untuk mata pelajaran utama atau yang di-Unas-kan.
Baca Juga:
"Tidak perlu menggunakan tenaga asing lagi. Atau kalau benar-benar diperlukan, jangan banyak-banyak," kata dia di Jakarta beberapa waktu lalu. Menteri asal Surabaya itu pernah mendapatkan informasi ada satu sekolah RSBI yang menggunakan lima sampai tujuh guru asing untuk semua tingkatan kelas.
Baca Juga:
JAKARTA - Di beberapa tempat, terutama di kota besar, Sekolah Rintisan Bertaraf Internasional (RSBI) menggunakan orang asing atau ekspatriat sebagai
BERITA TERKAIT
- Ganesha Operation Award 2024 Jadi Ajang Penghargaan Bagi Pengajar dan Alumni
- INSEAD Business School, Jadikan Kerja Sama FWD Group & BRI Life Sebagai Studi Kasus
- Direksi ASABRI Mengajar Para Mahasiswa Magister Universitas Pertahanan
- Pilih Hotel sebagai Fasilitas Kampus, CEO UIPM Beri Penjelasan Begini
- Eramet & KBF Berikan Beasiswa untuk Mahasiswa Indonesia Timur, Ini Harapan Gubernur Sulut
- Sebanyak 96 Mahasiswa Presentasikan Hasil Riset di Knowledge Summit