RSUD Kewalahan, Pasien Rujukan Menumpuk di IGD
Banyak sekali. Sudah tidak lagi ada sekat-sekat seperti hari biasa. Di pintu masuk ruangan pun terlihat pasien dirawat.
''Saking banyaknya rujukan ke kami,'' katanya. Menurut Rusydi, sebanyak-banyaknya pasien, setiap hari kunjungan ke Ibnu Sina hanya 50 pasien. Namun, sejak Januari, jumlah pasien membeludak. Sampai 100-120 pasien per hari.
Dari mana saja mereka? Rusdi menyebutkan, ratusan pasien itu datang dari rujukan fasilitas kesehatan (faskes) sebelumnya.
Klinik, puskesmas, atau rumah sakit lain tipe D dan C. Pasien langsung dirujuk begitu saja. Faskes tersebut tidak mengecek dulu di RSUD Ibnu Sina ada kamar atau tidak.
Pasien disuruh berangkat sendiri dengan berbekal selembar kertas rujukan. ''Padahal, seharusnya rumah sakit yang mau merujuk perlu konfirmasi dulu,'' paparnya.
Ada kamar atau tidak. Ada dokter spesialis atau tidak. ''Kalau begini, kasihan pasien karena kami juga tidak bisa menolak,'' ungkap Rusydi.
Wakil Direktur Medik RSUD Ibnu Sina dr Harita Khasun menuturkan, Minggu malam ada 26 pasien yang antre di IGD. Menumpuk.
Senin pagi tersisa 17 orang. Agar mereka tertangani dengan baik, Ibnu Sina membuka ruang rapat inap baru. Jumlah bed ditambah 14.
RSUD penuh karena ratusan pasien datang dari rujukan fasilitas kesehatan sebelumnya.
- Ini Alasan RS Muhammadiyah Bandung Putus Kontrak dengan BPJS
- Banjir di Desa Puloampel Serang Merendam Rumah, Puskesmas, hingga Akses Jalan
- Tren Penyebaran Kasus DBD di Solo Menurun
- Puskesmas Ramah Disabilitas Pertama di Sumsel
- Lestari Moerdijat: Gaya Hidup Sehat Harus jadi Perhatian Bersama
- Dinkes Banjarmasin Terpaksa Menunda Pembangunan 2 Puskesmas, Ini Sebabnya