RSUP Kariadi Semarang: Suspect Corona Meninggal Akibat Bronkopneumonia

RSUP Kariadi Semarang: Suspect Corona Meninggal Akibat Bronkopneumonia
Tenaga medis di rumah sakit di Wuhan, China yang memakai perlengkapan khusus saat melayani pasien virus corona. Foto: AFP

jpnn.com, JAKARTA - Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) dr Kariadi, Kota Semarang mengungkapkan penyebab meninggalnya seorang pasien yang diduga terpapar virus corona di rumah sakit itu akibat penyakit Bronkopneumonia yang menyerang bagian paru-paru.

"Jadi pasien pria usia 37 tahun yang meninggal pada Minggu (23/2) itu, karena penyakit Bronkopneumonia sehingga paru-parunya mengalami kerusakan akibat infeksi, bukan karena virus corona," kata Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP) RSUP dr Kariadi Fathur Nur Kholis, di Semarang, Rabu (26/2).

Ia menjelaskan Bronkopneumonia merupakan infeksi yang mengakibatkan terjadi peradangan pada paru-paru dengan tingkat kematian akibat penyakit Bronkopneumonia memang tinggi.

Ia menyebutkan penyebab infeksi pada bagian paru-paru dan saluran pernapasan itu bisa karena virus, bakteri, jamur atau makhluk hidup yang lain.

Menurut dia, seseorang yang menderita penyakit Bronkopneumonia akan mengalami peradangan di saluran napas dan gangguan dalam bernapas, sehingga tidak bisa mengambil oksigen dan tidak bisa mengeluarkan CO2.

"Pasien yang kemarin meninggal tingkat Bronkopneumonianya sangat berat, tingkat kerusakan paru-parunya cukup berat, kemungkinan penyebabnya bakteri," ujarnya.

Direktur Medik dan Keperawatan RSUP dr Kariadi Agoes Oerip Poerwoko menambahkan pasien yang meninggal dunia akibat Bronkopneumonia itu masuk kategori pasien dalam pengawasan karena mempunyai riwayat perjalanan ke luar negeri.

"Pasien juga ada gejala-gejala demam, batuk, sesak napas hingga gangguan pernapasan berat dan pasien dalam pengawasan dilakukan pemeriksaan sesuai arahan Kementerian Kesehatan dan pemeriksaan penunjang untuk cari penyebab adakah infeksi Virus Corona," katanya.

Pasien yang meninggal dunia akibat Bronkopneumonia itu masuk kategori pasien dalam pengawasan karena mempunyai riwayat perjalanan ke luar negeri.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News