Ruang Publikasi Pelaku Kekerasan Perlu Dibatasi
Sabtu, 19 Maret 2011 – 12:15 WIB
JAKARTA - Mencari eksistensi di tengah masyarakat, disebut merupakan salah satu motivasi dari pelaku kekerasan. Karena itu, media ketika mempublikasikan suatu kejadian tindak kekerasan, diminta hendaknya jeli dan selektif. Demikian salah satu paparan yang disampaikan Zainal Abidin, pakar psikologi massa, yang hadir dalam Diskusi Polemik, di Warung Daun, Jakarta, Sabtu (19/3). Berdasarkan kondisi yang demikian, tukas Zainal, media massa hendaknya memilah informasi atau isu yang di-publish dari setiap kejadian kekerasan atau teror yang meresahkan tersebut. Menurutnya, ruang gerak peneror mestinya semakin dibatasi, jangan malah dimanjakan dengan ekspos yang dianggap menguntungkan, karena memang menjadi targetnya dalam setiap melakukan kegiatan teror.
Berdasarkan beberapa kejadian, imbuh Zainal, tampak jelas bahwa para tokoh suatu organisasi memanfaatkan kekalutan umat, guna memunculkan dirinya. "Sehingga demikian, ia menjadi terkenal dan berharap mendapat tempat di dalam dinamika sosial masyarakat, serta memiliki posisi tawar," ujarnya.
Begitu juga dengan aktivitas teror dengan pola ledakan yang sekarang mulai ramai lagi. Menurut Zainal, hal itu seolah ingin dimanfaatkan para teroris untuk menunjukkan bahwa keberadaan mereka masih ada hingga kini.
Baca Juga:
JAKARTA - Mencari eksistensi di tengah masyarakat, disebut merupakan salah satu motivasi dari pelaku kekerasan. Karena itu, media ketika mempublikasikan
BERITA TERKAIT
- Profil & Rekam Jejak Sri Mulyani yang Kembali Memimpin Kemenkeu
- 5 Berita Terpopuler: Mendikdasmen Angkat Bicara soal Honorer & PPPK, Bikin Hati Bersukacita, Tenang
- Natalius Pigai Sudah Bicara ke Sri Mulyani soal Anggaran Kementerian HAM
- Agus Andrianto Minta Arahan Yusril dalam Memimpin Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan
- Ratusan Penasihat Hukum Perusahaan Berkumpul di In-House Counsel Summit
- Bahlil Ungkap Alasan Luhut Masuk Dalam Pemerintahan ke Pemerintahan Prabowo-Gibran