Ruang Redaksi Jawa Pos Dipilih sebagai The Coolest Newsroom
Rabu, 05 September 2012 – 06:56 WIB
Garcia menegaskan, koran bukan hanya akan bertahan 10 sampai 20 tahun lagi. "Koran akan abadi asalkan bisa terus beradaptasi," ucapnya.
Setelah diskusi panel, Azrul punya kesimpulan lanjutan. "Intinya adalah fokus. Kalau korannya fokus mengembangkan koran, maka ia akan terus berkembang. Die Zeit yang terbesar di Jerman membuktikan itu. Ada koran Swedia yang juga membuktikan itu. Mereka di Eropa, tapi bisa tumbuh dengan strategi fokus ke print. Sama persis dengan yang dilakukan Jawa Pos selama bertahun-tahun," paparnya.
Secara pribadi, Azrul mengaku bangga sekaligus canggung berada di panggung tersebut. "Saya ini anak kemarin sore. Kalah kelas jauh sama pembicara yang lain. Tapi, bangga juga karena ada koran Indonesia yang diminta duduk di sana. Dan itu Jawa Pos," ucap pria 35 tahun tersebut.
Pendapat bahwa industri koran sebenarnya hanya krisis di Amerika Utara sebenarnya juga sudah disinggung dalam berbagai sesi sehari sebelumnya (Senin, 3/9). Dan Asia ditegaskan sebagai pendorong baru pertumbuhan koran.
KIEV - Jawa Pos lagi-lagi mendapat perhatian khusus di ajang tingkat internasional. Pada hari kedua World Newspaper Congress Ke-64 yang dihelat WAN-IFRA
BERITA TERKAIT
- Indonesia Punya 106 Ribu Apoteker, 60 Persennya Terkonsentrasi di Jawa
- Banjir Rob Berpotensi Terjadi di Wilayah Ini, BMKG Imbau Masyarakat Waspada
- Ruang Amal Indonesia dan ZIS Indosat Segera Buka Program Amal Vokasi di KITB
- Said PDIP: Ibu Megawati Memang Tulus Bilang Terima Kasih kepada Prabowo, MPR, dan Rakyat
- Kuasa Hukum Tepis Isu Miring Terkait Eks Dubes RI untuk Nigeria Usra Hendra Harahap
- RI 36 Berulah di Jalan, Nusron Wahid Sindir Netizen yang Salah Sasaran