Rudolf Disarankan Tetap Ajukan Gugatan ke MK
Sabtu, 15 Mei 2010 – 05:02 WIB

Rudolf Disarankan Tetap Ajukan Gugatan ke MK
JAKARTA -- Direktur Eksekutif Centre for Electoral Reform (Cetro) Hadar Navis Gumay menyarankan agar bakal calon pasangan Rudolf Pardede-Afifuddin yang dicoret KPU Medan, mengajukan saja gugatan ke Mahkamah Konstitusi (MK). Hanya saja, materi gugatan bukan terkait sengketa hasil penghitungan suara pilkada, tapi terkait dengan hilangnya hak dia untuk ikut mencalonkan. Karena materinya tidak terkait dengan hasil pilkada, Hadar menyarankan, pengajuan gugatan ke MK agar dilakukan secepatnya, tidak perlu menunggu penetapan hasil pilkada. "Tentunya, pasal yang diuji berkaitan dengan materi gugatan, yakni "menghalang-halangi hak konstitusional warga negara". Jadi, sebaiknya ajukan saja gugatan secepatnya karena MK punya kewenangan menguji UU, apakah bertentangan dengan konstitusi atau tidak," ujar Hadar, yang sering menjadi saksi ahli di persidangan sengketa pemilu dan pilkada itu, kepada JPNN, Jumat (14/5).
Hadar mengatakan, pengajuan gugatan ini agar nantinya diperoleh kepastian hukum. Pasalnya, dalam kasus Medan ini, hingga saat ini belum ada kepastian hukum soal bisa tidaknya Rudolf-Afif ikut maju. Ini bisa dilihat dari putusan PTUN dan PT TUN yang menyatakan pasangan tersebut memenuhi persyaratan, sementara KPU Medan menyatakan sebaliknya. KPU Medan antara lain berdalih, PTUN tak bisa menyidangkan penetapan calon.
Baca Juga:
Jika gugatan sudah masuk ke MK, lanjut Hadar, bisa jadi majelis MK akan menyisir pasal-pasal di UU Nomor 22 tahun 2007 tentang penyelenggara pemilu, yang berkaitan dengan kewenangan KPUD dalam menentukan sah tidaknya persyaratan pencalonan.
Baca Juga:
JAKARTA -- Direktur Eksekutif Centre for Electoral Reform (Cetro) Hadar Navis Gumay menyarankan agar bakal calon pasangan Rudolf Pardede-Afifuddin
BERITA TERKAIT
- Komisi III Dukung Sanksi PTDH untuk Oknum Polisi Terlibat Pemerasan di Kepri
- Soal Ketenagakerjaan, Bang Lukman Sampaikan Pesan untuk Pram dan Rano Karno
- Eks Kapolres Ngada AKBP Fajar Jadi Anomali, Hinca Pertanyakan Sistem Rekrutmen Polri
- Dukung Revisi UU TNI, Jenderal Agus: Disesuaikan dengan Permasalahan
- Satgas Cartenz Ungkap Kasus Penyelundupan Senjata, Legislator Komisi I Bilang Begini
- PSI Paling Dekat dengan Jokowi, Wajar Mengadopsi Partai Super Tbk