Rudyono Darsono: Deklarasi Akademisi Tak Boleh Memihak dan Tendensius
![Rudyono Darsono: Deklarasi Akademisi Tak Boleh Memihak dan Tendensius](https://cloud.jpnn.com/photo/arsip/normal/2024/02/13/acara-diskusi-yang-digelar-di-kampus-uta-45-jakarta-senin-vx-yhss.jpg)
Sementara itu, Ketua Yayasan Perguruan Tinggi 17 Agustus 1945 Jakarta, Bambang Sulistomo sependapat bahwa Pemilu 2024 harus berjalan dengan kondusif.
Guna mewujudkan hal itu, lanjut dia, Pemilu yang tidak curang juga harus dijalankan.
"Bagaimana kita menjaga kedamaian itu? Kita itu harus berjuang agar pemilu itu jujur dan adil," tandas Bambang.
Rektor UTA '45 Jakarta, Rajes Khana mengatakan di pemilu ini perguruan tinggi harus kembali ke peranan utamanya. Sebagai lembaga yang hadir guna mencerdaskan kehidupan bangsa.
"Kampus harus memegang perannya sebagai institusi mencerdaskan anak bangsa," ujarnya.
Ia tak ingin ada pihak-pihak yang mengatasnamakan perguruan tinggi, namun justru mengeluarkan pernyataan yang menimbulkan polarisasi hingga konflik di masyarakat.
Hal ini, kata Rajesh justru bertentangan dengan tujuan dari kehadiran perguruan tinggi itu sendiri , termasuk UTA '45 Jakarta.
"(Perguruan tinggi) bukan (ada untuk) memprovokasi sehingga terjadi perpecahan di lapangan. Pemilu damai yang kita cita-citakan, kita inginkan agar Indonesia tetap bersatu," tandasnya. (dil/jpnn)
Menurut Rudy, sebagai kalangan terdidik apalagi pendidik, seharusnya civitas akademika menyatakan hal-hal yang justru tidak memecah belah bangsa
Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif
- Akademisi dan Pakar Hukum Menolak Penerapan Asas Dominus Litis di RKUHAP
- Begini Pandangan Akademisi Terkait Efisiensi Anggaran Dalam Inpres 1 Tahun 2025
- Akademisi: Perlu Melakukan Reposisi dan Reformasi Polri
- Akademisi: Perlu Revisi Regulasi agar Danantara Berjalan Optimal
- PSI Kritik Kenaikan Tarif Air Bersih, Akademisi Beri Penjelasan Begini
- Akademisi Kritik Pola Komunikasi Pemerintah Soal Pagar Laut, Muncul Kesan Tidak Tegas