Rumah Akar, Spot Wisata Baru di Ranah Minang

Meski demikian, Dedi Yusri tidak patah semangat menyalurkan bakatnya. Dia perlahan mendesain bangunan yang ingin dibuat.
Bermodalkan akar, ranting, kayu, dan bahan pendukung lainnya, Dedi Yusri mulai membangun. Dia menyusun akar dan kayu dengan rapi hingga berbentuk rumah yang unik.
"Yang susah itu menyusunnya karena saya banyak memakai kayu dan akar yang bengkok," bebernya.
Rumah Akar dibangun dua lantai berukuran sekitar 100 meter persegi. Semua sisi rumah terdiri dari kayu-kayu yang disusun sedemikian rupa sehingga menarik untuk dilihat.
"Saya membangunnya sejak tahun lalu. Saya cuma dibantu istri dan anak," ucapnya, sambil menyebut 'Alam Dielta' istilah bagi kawasan Rumah Akar yang diambil dari namanya dan sang istri.
Pada bagian depan Rumah Akar terdapat halaman yang cukup luas. Terlihat sebuah kolam pemancingan yang berukuran tidak terlalu besar. Sementara, di sampingnya berdiri sebuah kandang sapi yang didesain seperti rumah koboi.
Keunikan Rumah Akar dengan pemandangan yang asri ternyata punya daya tarik luar biasa. Perlahan lokasi yang dibangun Dedi Yusri dengan ketulusan hatinya mulai didatangi banyak orang.
Pendatang setiap harinya datang untuk menikmati keindahan Rumah Akar dan suasana yang begitu menyejukkan. Tidak hanya penduduk lokal, tamu Rumah Akar kini berdatangan dari luar kabupaten maupun luar provinsi.
Rumah Akar dibangun dari akar, ranting, batang pohon yang disusun menjadi sebuah bangunan yang indah.
- Libur Lebaran 2025, Kota Lama Semarang Jadi Destinasi Wisata Favorit, Borobudur Tak Seperti Dahulu
- Irjen Herry Dorong Bupati Kampar Terus Mengembangkan Pariwisata Candi Muara Takus
- Disparekraf DKI Pastikan Destinasi Wisata Jakarta Siap Menyambut Libur Lebaran
- Menjelang Libur Lebaran, 20 Atraksi Siap Hadir di JungleSea Lampung Selatan
- Mengenang Batavia Lewat Arsitektur dan Kuliner di Batavia PIK
- Survei Klook 91 Persen Wisatawan Indonesia Berencana Berlibur ke Luar Negeri di 2025