Rumah Autis, Tampung Anak Berkebutuhan Khusus dari Kalangan Duafa
Dinding Tripleks Sering Jebol Ditendang Siswa
Selasa, 25 Desember 2012 – 06:00 WIB
Awalnya, Isti dan Henny yang sudah memiliki gaji lumayan di klinik autis tersebut berpikir ulang untuk keluar dari pekerjaan sebelumnya. Sebab, dua-duanya adalah perantau. Namun, setelah memantapkan hati, mereka mengundurkan diri. Karena tidak lagi punya pemasukan, mereka tinggal di rumah Deka.
"Kami berdua tinggal di kamar yang kecil. Sampai tidur saja tidak bisa selonjoran. Tidurnya juga di karpet," ujar perempuan berjilbab tersebut.
Kali pertama dibuka, Rumah Autis mendapat tiga murid yang orang tuanya berprofesi sebagai buruh pabrik dan satpam. Karena tenaga di tempat itu masih serbaminim, Henny dan Isti memiliki banyak peran di Rumah Autis.
Selain sebagai terapis, mereka nyambi sebagai tenaga cleaning service. "Ya yang bersih-bersih kami juga karena semuanya serba terbatas. Istri Pak Deka ngurusin bagian administrasi," ujarnya.
Banyak anak berkebutuhan khusus dari keluarga kurang mampu yang tak tertangani dengan baik. Tergerak melihat kondisi itu, beberapa orang mendirikan
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408