Rumah dan Perkantoran Digerebek, Ratusan Imigran Panik

Pada masa kepemimpinan Barack Obama, penangkapan terhadap imigran juga pernah dilakukan. Namun hanya diprioritaskan bagi mereka yang mengancam keselamatan negara dan pelaku kriminal yang sangat membahayakan. Itu pun, Obama masih menuai kritik karena ada dua juta orang yang dideportasi.
Menurut para pengacara yang memperjuangkan hak-hak para imigran, yang dilakukan oleh Obama dan Trump berbeda. Sebab, saat ini, meski hanya melakukan kesalahan kecil, si imigran tetap akan dideportasi. Termasuk di antaranya seorang ibu di Phoenix yang dideportasi ke Meksiko pekan lalu. Padahal, dia telah tinggal di AS selama 21 tahun dan selalu melapor secara rutin ke ICE. Dia dianggap bersalah karena pada 2008 menggunakan nomor jaminan palsu untuk mendapatkan pekerjaan.
Sementara itu, pihak ICE maupun Departemen Keamanan Dalam Negeri menegaskan bahwa yang dilakukan saat ini merupakan bagian dari rutinitas. Setiap bulan mereka memang melakukan razia setidaknya tiga kali.
”ICE tidak merazia tanpa pandang bulu. ICE hanya menargetkan para pelaku kriminal dan orang-orang yang melanggar aturan imigrasi di AS,” ujar Juru Bicara Departemen Keamanan Dalam Negeri Gillian Christensen. (afp/cnn/time/independent/guardian/sha/c11/any/jpnn)
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump mulai merealisasikan perintah eksekutif mengatasi imigran ilegal. Sepanjang pekan kemarin, sudah ada ratusan
Redaktur & Reporter : Adek
- Rupiah Mulai Bangkit, Akankah Terus Berlanjut?
- Respons Pemerintah Dinilai Mampu Melindungi Ekonomi Indonesia dari Kebijakan AS
- Tarif Trump Ancam Ekspor, HKTI Dorong Pemerintah Lindungi Petani
- IDCI Soroti Dampak Relaksasi TKDN Sektor TIK Terhadap Kemandirian Teknologi Nasional
- Gawat, Kurs Rupiah Hari Ini Melemah Lagi, jadi Rp 16.911 Per USD
- Apresiasi Langkah Pemerintah Merespons Tarif Impor Trump, Demokrat: Pendekatan Cerdas