Rumah Darurat bagi Korban Wedhus Gembel
Selasa, 16 November 2010 – 07:37 WIB
Sunarna mengatakan, erupsi Merapi secara manual memang sudah mengalami penurunan aktivitas. Namun Satkorlak Penanggulangan Bencana (PB) diminta tidak lengah dengan kondisi Merapi yang sudah mulai tenang sejak tiga hari terakhir. 'Status saat ini masih awas, ini artinya bahaya Merapi masih mengancam warga yang ada di kawasan rawan bencana (KRB). Saya berharap semua warga untuk tetap meningkatkan kewaspadaan, jangan sampai melanggar instruksi pemerintah," ujarnya.
Baca Juga:
Yang dipikirkan pemkab saat ini adalah penanganan pengungsi pascaterjadi erupsi kemarin. Yaitu memulihkan perekonomian warga yang hancur karena permukiman dan tempat mencari nafkah mereka dihancurkan oleh awan panas. Aktivitas Merapi yang semakin menurun ini membuat warga yang tinggal di pos pengungsian mulai meninggalkan barak. Mereka sudah pulang ke rumah masing-masing untuk kembali beraktivitas.
Namun kondisi belum bisa pulih normal terutama di KRB. 'Saat ini di pos pengungsian yang tersebar di 26 kecamatan terdapat 83.927. Jumlah ini sangat sedikit dibandingkan akhir pekan lalu yang mencapai 113.000. Ini mengindikasikan warga sudah mulai merasa aman dengan ancaman erupsi Merapi," tambahnya.
Namun pemkab masih melarang warga yang ada di KRB untuk kembali. Mereka diminta untuk tetap tinggal di pos pengungsian yang disediakan di pemkab. Saat ini pemkab sedang menyiapkan penanganan pasca-erupsi.(oh/nan)
KLATEN -- Ratusan warga korban erupsi Gunung Merapi yang rumahnya hancur akibat tersapu awan panas tidak perlu khawatir. Karena Pemkab Klaten
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Kapal Mengangkut Pekerja Migran Ilegal Tenggelam di Perairan Karimun, 3 Orang Hilang
- Kelulusan 1 PPPK Guru di Bima Dibatalkan, Ini Sebabnya
- Banyak Formasi PPPK 2024 Tahap 1 Tanpa Pelamar, Terungkap Penyebabnya
- Data Sementara Jumlah Pelamar PPPK 2024 Tahap 2, Lumayan Banyak
- Tour de Singkarak Tidak Lagi Digelar
- Pejabat BKPSDM Mukomuko: 114 Formasi PPPK Kosong Pelamar