Rumah Majikan Diserang, Nekat Loncat dari Lantai Tiga
Minggu, 02 Oktober 2011 – 09:56 WIB
Soal makanan, Parjiyah juga diberi kebebasan oleh majikannya untuk memasak nasi dan membuat lauk-pauk sendiri. Sebab, Parjiyah tidak suka makan roti dan makaroni, makanan sehari-hari majikannya. ”Kadang majikan saya mengontrol untuk memastikan jangan sampai saya kurang gizi dan sakit,” kenangnya.
Sayang, enaknya menjadi TKI di negeri orang tak dirasakan dalam waktu yang lama oleh Parjiyah. Suatu ketika, tepatnya beberapa hari menjelang Idul Fitri, terjadilah musibah itu.
”Saat itu, sekitar pukul 08.00, beberapa saat setelah salat Subuh, rumah majikan saya tiba-tiba dihujani bom,” tutur Parjiyah. Saat itu situasi di Libya memang mencekam. Satu per satu wilayah di Libya dikuasai kelompok anti-Kadhafi.
”Saya berhasil lolos dari maut setelah nekat loncat dari lantai tiga rumah tersebut,” ujarnya. Ketika itu Parjiyah menyaksikan bahwa bom telah meluluhlantakkan rumah majikannya.
Menjadi TKI di Libya, awalnya, dirasa mengenakkan oleh Parjiyah. Tetapi, ketika kekacauan terjadi di negara itu, rumah majikannya dibom. Untung,
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408