Rumah Merah

Oleh: Dahlan Iskan

Rumah Merah
Dahlan Iskan. Foto: Ricardo/JPNN.com

Ia masih membeli satu rumah lagi. Di seberang Rumah Merah itu. Untuk toko batik Lasem. Lalu, membeli satu kapling lagi di sebelahnya: rumah yang sudah reot. Akan ia jadikan tempat parkir turis.

Dahulu saya sering bertemu Rudy Hartono. Saya mengenalnya dengan nama Oei Sien Tjo. Ia ikut kejuaraan barongsai mewakili Lasem. Di Surabaya. Dua kali. Ia ketua klub Tiongkok Kecil.

Waktu itu saya masih ketua umum barongsai se-Indonesia. Saya baru berhenti tahun lalu. Setelah lebih 15 tahun di jabatan itu.

Oei akrab dengan aktivis Barongsai Surabaya. Setelah tamat SMA di Lasem, Oei kuliah di Surabaya. Di teknik sipil Universitas Kristen Petra. 

Setamat Petra, Oei bekerja di proyek Agung Auto Mall Surabaya –sekarang dikenal sebagai Auto2000.

Saya tidak menyangka, Oei sudah begitu majunya. Lebih salut lagi: ia begitu semangat membangun kampung kelahirannya.

Ia merasa putra asli Lasem. Ayah, kakek, buyut, canggahnya, semua lahir di Lasem. Pun generasi di atasnya lagi. Yang masih lahir di Tiongkok adalah enam generasi terdahulu.

Oei sudah menjadi orang kaya. Namun, bukan orang yang kaya raya. Kecintaannya kepada Lasem yang membuat ia menanam uang di Lasem. Yang secara bisnis tidak terlalu menghasilkan.

Batik Lasem juga dikenal sebagai batik pesisir utara. Coraknya lebih bebas dan lebih berwarna.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News