Rumah Powerbank

Oleh: Dahlan Iskan

Rumah Powerbank
Dahlan Iskan. Foto: disway.id

Saya kenal lama dengan Dr Agus. Beliau menjadi dirjen di Kemenperin ketika saya di Jakarta. Dr Agus inilah yang berjasa besar menegosiasikan PT Inalum –berhasil pindah status dari perusahaan Jepang menjadi 100 persen BUMN.

Agar bahan tambang nikel itu menjadi katoda-baterai harus melalui lima proses pengolahan.

Tiap proses memerlukan satu pabrik yang terpisah. Tidak bisa dilakukan dalam satu line produksi.

"Mereka, calon partner itu, selalu menanyakan emangnya berapa besar pasar baterai di Indonesia," ujar Agus.

Maka sebaiknya, dua pasar besar baterai harus didorong: mobil listrik dan powerbank untuk rumah tangga.

Itu sudah sepenuhnya menyangkut kebijakan energi nasional. Tidak boleh hanya dilihat dari capaian green energi. Harus dilihat juga dari kebijakan ekonomi nasional.

"Impor BBM kita itu satu tahun mencapai Rp 300 triliun," ujar Zainal.

"Kalau tidak ada perubahan kebijakan bisa-bisa impor BBM kita mencapai dua persen PDB," imbuhnya.

Pada saatnya nanti semua rumah tangga mampu membeli baterai itu. Itulah saatnya tidak perlu lagi PLN.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News