Rumah Sehat

Oleh: Dahlan Iskan

Rumah Sehat
Dahlan Iskan. Foto/ilustrasi: Ricardo/JPNN.com

Suwun Prof. Kalau Prof sulit waktu, saya tidak keberatan salah satu doktor binaan Prof yang menjawab.

Begitu menerima jawaban Prof Sutiman yang sangat rendah hati saya pun cari-cari acara di Malang. Agar sekali dayung beberapa ikan terlampaui.

Saya pun sampai di Rumah Sehat. Sabtu sudah hampir berubah menjadi malam Minggu. Prof Sutiman tetap menunggu kami. Di lantai dua Rumah Sehat itu.

Satu ruang sudah disiapkan secara khusus. Proyektor sudah dipasang. Di layar terbaca huruf kanji. Prof Sutiman memang meraih gelar doktor nanobiologi di Nagoya University. Lalu masih lanjut lagi ambil Complicity Science di Mie University.

Di ruang itu Prof Sutiman didampingi tiga orang doktor. Yang satu orang doktor biologi, lalu doktor fisika, dan satu lagi doktor big data rangkap artificial intelligence yang tak lain adalah putra beliau sendiri.

Ny Sutiman yang berhasil hidup sehat setelah menderita kanker payudara juga ada di ruang itu.

Maka satu jam saya menerima jawaban atas pertanyaan di atas. Sebagian saya pahami, sebagian lagi pura-pura paham. Atau terpaksa paham. Fisika, bilogi, kimia, elektro, dicampur jadi satu jawaban.

Usai paparan matahari sudah hampir tenggelam. Saya masih sempat melihat ruang-ruang di Rumah Sehat itu. Ada satu ruang yang berisi banyak sofa tunggal. Itu adalah ruang untuk infus nano bubble.

Prof Sutiman memang sengaja membangun rumah sehat –bukan rumah sakit. Dia ingin menyehatkan orang yang masih sehat. Juga menyehatkan orang yang telanjur sakit.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News