Rumit tapi Tak Ada Pilihan
Program Pembatasan dan Konversi BBM-BBG
Rabu, 18 Januari 2012 – 07:46 WIB
JAKARTA–Pembatasan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi merupakan program yang rumit dan tidak mudah dijalankan. Hal ini diakui Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero Wacik. ”Bisa berjalan 50 persen saja kita sudah senang, karena pembatasan BBM ini tingkat keruwetan tinggi,” kata Mantan Menteri Pariwisata ini. Converter kit ini akan dibagikan secara gratis kepada seluruh kendaraan umum. Sedangkan untuk mobil pribadi, pemerintah menyiapkan dua pilihan. Pertama, mobil pribadi diperbolehkan menggunakan BBM asalkan yang non-subsidi seperti Pertamax dan Pertamax Plus. Pilihan kedua, mobil pribadi itu turut pindah ke BBG yang lebih murah dan tanpa menyedot subsidi. Tetapi mobil pribadi tidak bisa mendapatkan converter kit secara gratis. Di sinilah kerumitan dimulai.
Meski rumit, pemerintah tidak punya pilihan lain selain menjalankannya. Pembatasan BBM bersubsidi merupakan amanat pasal 7 ayat 4 Undang-Undang APBN 2012. Program yang akan dimulai 1 April 2012 di area Jawa-Bali ini diharapkan bisa menekan pembengkakan subsidi BBM yang bisa mencapai Rp 200 triliun per tahun.
Baca Juga:
Dalam pelaksanaannya, pemerintah akan mewajibkan seluruh kendaraan umum menggunakan bahan bakar gas (BBG). Kendaraan umum tidak boleh lagi menggunakan BBM jenis premium. Karenanya semua kendaraan umum bakal dilengkapi converter kit (alat tambahan yang digunakan pada mobil untuk mengalihkan bahan bakar dari BBM ke BBG).
Baca Juga:
JAKARTA–Pembatasan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi merupakan program yang rumit dan tidak mudah dijalankan. Hal ini diakui Menteri Energi
BERITA TERKAIT
- Pemerintah Bakal Sediakan Rp 20 Triliun untuk UMKM hingga PMI
- Pegadaian Kantongi Restu OJK Jalankan Kegiatan Usaha Bulion
- Menteri BUMN: Kalau Bisa BTN jadi Megabank yang Memberikan Solusi Perumahan
- Anak Angker Wajib Tahu, Ada Kabar Terbaru di Stasiun Karet
- Ada Faktor Cuan, yang Bikin Alot Negosiasi Pemerintah dengan Apple
- Ini Biang Kerok Kenaikan Harga MinyaKita