Rumit tapi Tak Ada Pilihan

Program Pembatasan dan Konversi BBM-BBG

Rumit tapi Tak Ada Pilihan
Rumit tapi Tak Ada Pilihan
Pemerintah harus menyediakan converter kit untuk dibagikan secara gratis kepada semua kendaraan umum dan dijual ke kendaraan pribadi yang tidak mampu menggunakan pertamax. Pada tahap awal ini, program pembatasan menyasar 1,2 juta kendaraan di Jawa-Bali. Artinya, setengah saja dari jumlah kendaraan itu tidak sanggup menggunakan pertamax, pemerintah harus menyediakan 600.000 converter kit.

Untuk menghindari impor, PT Dirgantara Indonesia (PTDI) akan memimpin beberapa perusahaan BUMN dan swasta untuk memproduksi converter kit. BUMN yang siap adalah PT Pindad, PT Boma Bisma Indra, Dok Perkapalan Surabaya, PT Inti, PT Krakatau Steel Tbk, PT Inka, dan PT Bharata Indonesia.

Selain itu, terdapat 8 perusahaan swasta yang memiliki kemampuan membuat converter kit. Meski demikian, impor conventer tidak bisa dihindari. ”Produk dalam negeri hanya bisa memenuhi 60 persen kebutuhan conventer kit. Sisanya sebesar 40 persen akan diimpor,” kata Jero Wacik.

Project Manager PT DI, Ahmad Saichu pernah mengatakan, saat ini converter kit yang diproduksi PT DI termasuk tabung Liquified Gas for Vehicle (LGV) tipe silinder, pemasangan, perawatan, serta garansi 5 tahun adalah sebesar Rp12 juta. Tetapi harganya bisa turun menjadi Rp 9 juta per unit jika diproduksi secara masal.

JAKARTA–Pembatasan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi merupakan program yang rumit dan tidak mudah dijalankan. Hal ini diakui Menteri Energi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News