Rumitnya Memindah Pohon Langka Baobab dari Subang ke Kampus UI

Perlu Dua Hari untuk Pindahkan Dua Pohon

Rumitnya Memindah Pohon Langka Baobab dari Subang ke Kampus UI
Kepala Tim Pemindahan Pohon Baobab UI, Harun A Gunawan jelang pemindahan pohon Baobab di Subang, Jawa Barat. FOTO: Dok Pribadi/JPPhoto
Setelah akar berhasil dicabut, pekerjaan mereka semakin rumit. Menurut Harun, menaikkan pohon seberat 80 ton dengan posisi tidur ke atas trailer merupakan salah satu bagian terumit dari proses pemindahan pohon Baobab. Pohon dengan diameter rata-rata 5 meter dan tinggi 20 meter itu hampir tidak mungkin diletakkan secara pas di bak trailer. Apalagi, bentuk batangnya tidak sepenuhnya bundar, melainkan agak lonjong. Tim harus mencoba berkali-kali sebelum menemukan letak yang paling pas sehingga trailer sepanjang 20 meter itu bisa melewati jalan dan gate tol dengan mulus. "Proses menaikkannya saja perlu waktu sekitar 14 jam. Harus super hati-hati agar pohon tidak sampai terluka dan bergeser ketika di jalan," katanya.

Untuk penyangga, tim menaruh sekitar 100 karung tanah, pupuk, dan sekam. Tim memilih memindahkan pohon saat malam untuk menghindari kemacetan dan cuaca yang bisa membuat pohon layu. Perjalanan dari Subang ke kampus UI yang biasanya bisa ditempuh selama empat jam (termasuk kena macet), saat mengangkut pohon Baobab, menjadi 11-12 jam. "Pemindahan dari lokasi setidaknya butuh dua hari, termasuk penggalian dan lama transportasi," kata Harun.

Sesampai di kampus UI, pekerjaan yang cukup menyita tenaga kembali dilakukan. Yakni, penanaman kembali pohon raksasa itu. Untuk menjaga agar pohon tetap bisa hidup, tim mendatangkan pasir dari Malang, Jawa Timur, sebanyak 800 karung untuk setiap pohon. Pasir itu digunakan untuk menjaga agar pohon tetap lembap dan bisa tetap berposisi tegak. Tim juga menambahkan hormon pertumbuhan, pupuk kandang, serta memastikan posisinya berhadapan dengan arah matahari. Penanaman ulang itu membutuhkan 14 jam untuk setiap batang pohon.

Tenaga tim ikut terkuras habis. Harun, misalnya, kini sedang mengalami flu berat dan kondisinya drop karena mengawal evakuasi yang semua dilakukan semalam suntuk. Kini, daun-daun baru mulai tumbuh di sebagian pohon itu. Harun berharap kerumitan dan kesulitan proses pemindahan akan terbayar dengan hasil penelitian para mahasiswa UI tentang khasiat serta manfaat baru pohon langka tersebut. "Semoga semua ini berguna bagi kemanusiaan," ujarnya. (*/c5/ari)


Komitmen Universitas Indonesia (UI) menjadi kampus terhijau di Indonesia tidak main-main. Salah satunya dilakukan dengan menanam 10 pohon Africanbaobab.


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News