Rumor Bahaya Kepala Ikan Bikin Resah
Blog itu mengatakan, informasi tersebut diperoleh dari booklet Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
"Secara umum, informasi yang disampaikan blog itu hoax parah," ujar Aquaculture and Fisheries Improvement Manager WWF Habib Abdullah.
Menurut Habib, ciguatera yang menyebabkan ciguatoksin hanya terjadi kalau ada red tide atau alga bloom.
Selain itu, alga bloom terjadi di daerah tengah laut. Alga bloom tercipta karena nutrient dari dasar laut teraduk dan terbawa ke permukaan, kemudian mendapatkan cukup sinar matahari.
Akibatnya, jumlah fitoplankton dan zooplankton meledak. Itulah yang akhirnya disebut red tide.
Kejadian red tide itu banyak ditemukan di Florida, AS, dan Selandia Baru.
"Di Indonesia jarang ada red tide," jelasnya. Lantaran red tide terjadi di tengah laut, tidak semua ikan karang mengandung ciguatoksin. Karena itu, minim kemungkinan ikan karang yang berada di pesisir terkena ciguatoksin.
Dari penelusuran yang dilakukan Jawa Pos, kemungkinan blog ragamberita yang mengunggah tulisan tersebut terinspirasi dari artikel salah satu portal berita mainstream.
Ya, sebuah portal berita mainstream pernah membuat tulisan yang sama pada 30 Mei 2016. Sedangkan blog ragamberita mengunggah tulisannya pada 9 Januari 2018.
Salah satu konten yang disebarkan adalah bahaya makan kepala ikan karena mengandung ciguatoksin.
- Dilaporkan APDESI Tangerang, Said Didu Dikawal Masyarakat Penuhi Panggilan Polisi
- Jenderal Sigit: Berita Hoaks Jadi Ancaman Tertinggi di Pilkada 2024
- Ramai Isu Gempa Susulan Lebih Besar di Bandung, BMKG: Hoaks
- Menjelang Pemilu 2024, Masyarakat Harus Berpikir Kritis Hadapi Berita Hoaks
- Bareskrim Sudah Garap 61 Saksi di Kasus Hoaks Rocky Gerung
- 4 Cara Hindari Hoaks, Silakan Disimak