Rupaih Berpotensi Menuju 10.200 per USD
Minggu, 07 Juli 2013 – 09:41 WIB
Hingga Jumat lalu (5/7), nilai tukar Rupiah berdasar kurs BI ditutup di level 9.945 per USD, sama dengan penutupan hari sebelumnya. Namun, secara umum melemah sepanjang pekan lalu.
Doddy mengatakan, BI maupun banyak pihak di Indonesia terlalu khawatir dengan jebolnya level psikologis 10.000 per USD. Padahal, menurut dia, level tersebut tidak berpengaruh signifikan pada perekonomian. "So what kalau 10.000, tidak masalah, toh mata uang negara lain melemah lebih parah dibanding Rupiah," ucapnya.
Dia menyebut, secara year-to-date (ytd) atau sepanjang 2013, nilai tukar Rupiah baru melemah sekitar 2,6 persen, dari 9.685 per USD pada awal Januari menjadi 9.945 pada Jumat lalu.
Pelemahan tersebut, masih relatif kecil dibandingkan dengan mata uang negara lain. Misalnya, Yen Jepang yang melemah 13 persen, Real Brasil 9 persen, Lira Turki 7 persen, Peso Filipina 3,4 persen, serta Baht Thailand yang juga di atas 2 persen.
Karena itu, menurut Doddy, yang perlu dilakukan BI dan pemerintah saat ini adalah memberikan penjelasan yang baik kepada masyarakat dan pelaku usaha, bahwa nilai tukar Rupiah masih terkelola dengan baik (manageable) dan level 10.000 per USD bukanlah sesuatu yang sakral sehingga harus dipertahankan mati-matian dengan mengumbar cadangan devisa.
JAKARTA - Kenaikan harga BBM bersubsidi dan intervensi Bank Indonesia (BI) rupanya belum menjadi obat ampuh untuk memperkuat Rupiah. Nilai tukar
BERITA TERKAIT
- Keren, 7 Brand Produk F&B Mahasiswa Universitas Ciputra Tampil di SIAL InterFood 2024
- Petani Sambut Penyederhanaan Distribusi Pupuk Subsidi Pemerintah
- Harga Emas Antam Hari Ini 18 November 2024 Naik, Berikut Daftarnya
- Gaming Symposium Jadi Wadah SMK Berkolaborasi Pelaku Industri Gim
- Garuda Indonesia dan Pusat Fertilitas Alpha IVF & Women’s Specialists Kuala Lumpur Teken Kerja Sama
- Melangkah Maju Menjadi Satu, PT BGR Logistik Indonesia Rayakan HUT ke-3