Rupaih Berpotensi Menuju 10.200 per USD
Minggu, 07 Juli 2013 – 09:41 WIB
"Dengan begitu, BI tidak terlalu tertekan untuk terus mengintervensi pasar. Sebab, dalam kondisi ekonomi global yang seperti ini, cadangan devisa merupakan sumber daya langka yang harus dijaga," jelasnya.
Sebelumnya, Gubernur BI Agus Martowardojo menyatakan bahwa cadangan devisa USD 98,1 miliar masih merupakan level yang aman karena mampu meng-cover kebutuhan impor dan pembayaran utang luar negeri selama 5,4 bulan. "Ini juga masih cukup untuk menjaga nilai tukar Rupiah," ujarnya.
Sementara itu, Wakil Ketua Komisi XI DPR Harry Azhar Aziz mengatakan, cadangan devisa yang di bawah USD 100 miliar merupakan titik kritis yang harus diwaspadai. "Sebab, setidaknya cadangan devisa harus mampu meng-cover impor minimal 6 bulan," katanya.
Harry mengakui, kondisi ini memang menjadi dilema bagi BI. Di satu sisi bank sentral harus menjaga cadangan devisa, namun di sisi lain juga harus menjaga target asumsi makro APBN Perubahan 2013 yang mematok nilai tukar di level 9.600 per USD. "Karena itu, pekan depan kami ingin mengundang BI ke DPR untuk konsultasi dan memberi penjelasan lengkap tentang kebijakan ke depan seperti apa," ujarnya. (owi/kim)
JAKARTA - Kenaikan harga BBM bersubsidi dan intervensi Bank Indonesia (BI) rupanya belum menjadi obat ampuh untuk memperkuat Rupiah. Nilai tukar
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Keren, 7 Brand Produk F&B Mahasiswa Universitas Ciputra Tampil di SIAL InterFood 2024
- Petani Sambut Penyederhanaan Distribusi Pupuk Subsidi Pemerintah
- Harga Emas Antam Hari Ini 18 November 2024 Naik, Berikut Daftarnya
- Gaming Symposium Jadi Wadah SMK Berkolaborasi Pelaku Industri Gim
- Garuda Indonesia dan Pusat Fertilitas Alpha IVF & Women’s Specialists Kuala Lumpur Teken Kerja Sama
- Melangkah Maju Menjadi Satu, PT BGR Logistik Indonesia Rayakan HUT ke-3