Rupiah Anjlok Lagi, Per USD Tembus Rp 16.313
Untuk 2025, menjadi 2,1 persen dari perkiraan sebelumnya 2 persen, dan dengan tetap mempertahankan proyeksi 2 persen untuk 2026.
Selain itu, inflasi inti Personal Consumption Expenditure (PCE) yang diperkirakan berkisar 2,4-2,8 persen, masih di atas target 2 persen.
Kemudian, proyeksi pengangguran diturunkan menjadi 4,2 persen dari 4,4 persen untuk 2024 dan 4,3 persen dari 4,4 persen untuk 2025. Sementara, proyeksi 2026 tetap stabil di 4,3 persen.
Di ranah domestik, BI baru saja memutuskan mempertahankan suku bunga acuan 6,00 persen dengan alasan bahwa ketidakpastian kian meningkat di pasar keuangan global.
Hal ini bersumber dari rencana Donald Trump selaku presiden terpilih AS untuk menerapkan kebijakan tarif bea masuk lebih luas dan besar dari yang diantisipasi sebelumnya.
“Namun, BI menegaskan BI masih memiliki ruang untuk memangkas suku bunga acuan ke depannya jika ketidakpastian mulai mereda,” ungkap Josua. (antara/jpnn)
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat anjlok lagi. Per USD tembus Rp 16.313.
Redaktur & Reporter : M. Kusdharmadi
- Rupiah Melemah Karena Penggeledahan di BI? Misbakhun Angkat Suara
- Pelindo & Kolaborasi BUMN Meluncurkan TJSL Pelita Warna di Rutan Pondok Bambu
- Pasar Keuangan Global Makin Tak Pasti, Negara Berkembang Perlu Waspada
- Program TEKAD Berdampak Signifikan Bagi Peningkatan Pendapatan Keluarga
- Resmi Hadir, Penabulu Shop Punya Visi Sosial Berkelanjutan
- Pelindo Dorong Sekolah Ramah Lingkungan lewat Program Adiwiyata