Rupiah Anjlok Seiring Bertambahnya Jumlah Korban Virus Corona
jpnn.com, JAKARTA - Laporan peningkatan kematian tiap harinya pada penderita virus corona di Tiongkok, mendorong pasar menimbang lebih terhadap aset berisiko. Rupiah pun hari ini ditutup anjlok.
Rupiah ditutup melemah 20 poin atau 0,15 persen menjadi Rp 13.694 per dolar AS berbanding posisi hari sebelumnya Rp13.674 per dolar AS.
"Pasar mencerna laporan dari China di mana terjadi lonjakan tajam dalam jumlah kematian akibat Virus Corona," kata Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi di Jakarta, Kamis.
Jumlah korban meninggal akibat wabah virus corona di Provinsi Hubei China kembali mencetak rekor harian pada Kamis ini yakni 242 orang, sehingga jumlah total kematian di provinsi tersebut mencapai 1.310 orang, kata Komisi Kesehatan Provinsi.
Angka terbaru itu meningkat dua kali lipat dari rekor harian sebelumnya pada Senin (10/2) yaitu 103 kematian.
Jumlah pengidap baru di Hubei, pusat wabah Virus Corona juga naik menjadi 14.840 orang ketika komisi kesehatan mengatakan angka itu sudah mulai mencakup orang-orang yang didiagnosis melalui metode klinis baru yang diterapkan sejak Kamis.
Rupiah pada pagi hari dibuka menguat di posisi Rp13.673 per dolar AS. Sepanjang hari, rupiah bergerak di kisaran Rp13.672 per dolar AS hingga Rp13.707 per dolar AS.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Kamis menunjukkan, rupiah melemah menjadi Rp13.679 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp13.659 per dolar AS. (ant/mg8/jpnn)
Laporan peningkatan kematian tiap harinya pada penderita virus corona di Tiongkok, mendorong pasar menimbang lebih terhadap aset berisiko. Rupiah pun hari ini ditutup anjlok.
Redaktur & Reporter : Rasyid Ridha
- Rupiah Anjlok Lagi, Per USD Tembus Rp 16.313
- Investor Ketar-Ketir soal Perang Dagang, Rupiah Hari Ini Ditutup Ambruk 58 Poin
- Rupiah Hari Ini Makin Ambyar Terpengaruh IHK Amerika
- Sentimen Negatif Trump Bikin Rupiah Hari Ini Ambrol 62 Poin
- Efek Pemangkasan Suku Bunga The Fed, Rupiah Hari Ini Cerah
- Rupiah Ditutup Melemah 22 Poin, 'Kabinet Obesitas' jadi Faktor Pemicu