Rupiah Awal Pekan Ini Masih Terpuruk
jpnn.com, JAKARTA - Membuka awal pekan ini, Senin (10/2), nilai tukar rupiah masih terpuruk 41 poin menjadi Rp 13.716 per dolar AS. Bayangan sentimen wabah virus corona masih kuat.
Kepala Riset Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih, mengatakan pasar kembali ditutup kompak negatif mengkhawatirkan penyebaran virus corona pada akhir pekan lalu.
"Pasar saham global kompak ditutup turun pada akhir perdagangan minggu lalu, begitupun harga minyak mentah. Investor kembali mengkawatirkan Virus Corona yang jumlah korban meninggalnya mencapai 901orang, sudah melebihi korban meninggal pada saat wabah SARS yang mencapai 774 orang," ujar Lana, di Jakarta, Senin.
Sebelumnya, sentimen sudah positif ketika jumlah yang pulih melebihi yang meninggal. Sementara para ahli memperkirakan penyebaran ini hampir mencapai puncaknya.
Penyebaran virus tersebut juga sudah mencapai Singapura yang dideteksi telah ada yang meninggal.
"Pemerintah China berencana menetapkan dana bantuan senilai 10 miliar dolar AS untuk mengatasi penyebaran virus ini, yang kemungkinan bisa menjadi sentimen positif investor," kata Lana.
Pagi ini, mata uang kuat Asia, yen dan dolar Hong Kong menguat terhadap dolar AS, namun rupiah kemungkinan masih berlanjut melemah secara teknikal.
Lana memperkirakan rupiah pada hari ini bergerak di kisaran Rp 13.680 per dolar AS hingga Rp 13.700 per dolar AS.
Membuka awal pekan ini, Senin (10/2), nilai tukar rupiah masih terpuruk 41 poin menjadi Rp 13.716 per dolar AS. Bayangan sentimen wabah virus corona masih kuat.
- Kurs Rupiah Hari Ini Menggeliat, tetapi Tekanan Masih Kuat
- Nilai Tukar Rupiah Hari Ini Melemah Lagi, Inilah Pemicunya
- Rupiah Menguat Didorong Penerimaan Pajak
- Waduh! Ancaman Sanksi AS ke Rusia Bikin Rupiah Loyo
- Alhamdulilah, Pagi Ini Kurs Rupiah Menguat Lagi
- Rupiah Terimbas Penguatan Dolar Terhadap Sejumlah Mata Uang