Rupiah dan Bunga Stabil
Sabtu, 08 Juni 2013 – 06:00 WIB

Rupiah dan Bunga Stabil
Sebagaimana diketahui, nilai tukar rupiah yang pada awal Mei lalu masih di kisaran 9.730 per USD terus mengalami tekanan sepanjang paro kedua Mei. Bahkan, di pasar uang, rupiah sempat terperosok hingga 9.890 per USD. Namun, seiring gencarnya intervensi BI, nilai tukar berdasar data kurs Bank Indonesia (BI) pada penutupan perdagangan kemarin sudah melandai di level 9.790 per USD.
Baca Juga:
Sementara itu, jika rupiah diproyeksi stabil pasca naiknya harga BBM bersubsidi, BI tetap tidak bisa bersantai karena harus menghadapi potensi lonjakan inflasi. Menurut Agus, jika dibiarkan tanpa mitigasi yang memadai, kenaikan BBM subsidi bisa mendorong inflasi hingga 8,02 persen. "Namun, BI akan coba tekan inflasi ke level 7,76 persen," ujarnya.
Apakah BI akan mengambil langkah penyesuaian atau kenaikan suku bunga acuan BI Rate? Agus enggan berbicara detail. Dia menyebut, BI akan menggunakan bauran kebijakan (policy mix) dalam upaya mitigasi risiko, misalnya dengan stabilisasi rupiah maupun kebijakan moneter lain. "Untuk kebijakan suku bunga, sepanjang memang dipandang perlu (naik), akan dilakukan," jelasnya.
Bagaimana target inflasi 7,2 persen yang ditetapkan pemerintah? Agus mengatakan, jangkauan kebijakan moneter BI hanya bisa menurunkan potensi inflasi dari 8,02 persen menjadi 7,76 persen. "Untuk turun lagi ke 7,2 persen, itu domain pemerintah," katanya.
JAKARTA - Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi, tampaknya, tinggal menghitung hari. Bank Indonesia (BI) pun bisa bernapas lega karena
BERITA TERKAIT
- Iwan Sunito Siap Dukung Program 3 Juta Rumah Lewat Kolaborasi Swasta
- Rencana Impor Diklaim Tak Bakal Ganggu Swasembada Pangan Nasional
- Dirut Bank DKI Jamin Dana Nasabah Aman dan Non-tunai KJP Plus Tetap Lancar
- Harga Emas Antam Hari Ini 20 April 2025, UBS dan Galeri24 Sama Saja
- Transaksi Tabungan Emas Pegadaian Diproyeksikan Naik 10 Kali Lipat pada Akhir April
- 165.466 Kendaraan Meninggalkan Jabotabek saat Libur Panjang