Rupiah di Bawah Rp 12.000 per USD
Respons Perbaikan Current Account
Sabtu, 15 Februari 2014 – 06:41 WIB
"Hal ini pula (perbaikan di atas ekspektasi) yang membuat penguatan rupiah cukup tajam," terang mantan staf khusus Sri Mulyani ketika menjadi menteri keuangan itu.
Chatib menambahkan, penguatan rupiah juga terdorong oleh sentimen global pelemahan USD terhadap sebagian besar mata uang dunia. "Di banyak (negara) emerging market, (mata uangnya) juga menunjukkan penguatan," katannya.
Sebagai gambaran, di kawasan Asia Pasifik, hampir semua mata uang menunjukkan penguatan terhadap USD. Hanya tiga mata uang yang justru melemah, yakni Yuan Tiongkok (CNY), dolar Australia (AUD), dan dolar New Zealand (NZD). (owi)
JAKARTA - Sentimen positif sedang menaungi rupiah. Membaiknya defisit neraca berjalan (current account deficit/CAD) dan surplusnya neraca pembayaran
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Perihal Kenaikan PPN 12 Persen, Pengamat: PDIP Harus Bertanggung Jawab
- Pupuk Kaltim Raih Predikat Gold Star Investortrust ESG Awards 2024
- Ada 3 Program Diskon Menjelang Nataru, Menko Airlangga Targetkan Rp 80 Triliun Tercapai
- Beli BBM Bisa Dapat Cashback Cuma Pakai Kartu Kredit BNI-MyPertamina
- Pupuk Kaltim Raih 3 Penghargaan di Ajang IDIA 2024
- BNI Gandeng PT Pos Dukung UMKM Atasi Tantangan Logistik dan Sumber Pembiayaan