Rupiah Diprediksi Menguat pada 2017, Melemah Akhir 2018
jpnn.com, JAKARTA - Skha Institute for Global Competitiveness (SIGC) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini mencapai 5,1 persen.
Sementara itu, pada tahun depan pertumbuhannya diprediksi mencapai 5,3 persen.
Mesin utama pertumbuhan adalah konsumsi rumah tangga.
Pada tahun lalu, kontribusi konsumsi rumah tangga mencapai 2,7 persen dari pertumbuhan ekonomi 5,0 persen.
Karena itu, pemerintah dituntut mampu mengendalikan inflasi dari harga-harga yang dikendalikan pemerintah (administered prices).
Misalnya, harga bahan bakar minyak dan tarif dasar listrik.
Alasannya, konsumsi rumah tangga menjadi motor pemulihan kondisi perekonomian.
”IGC melihat adanya risiko pelemahan pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada tahun ini akibat tekanan inflasi jika pemerintah terus-menerus menaikkan administered prices,’’ ungkap Chief Economist SIGC Eric Alexander Sugandi, Minggu (4/6).
Skha Institute for Global Competitiveness (SIGC) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini mencapai 5,1 persen.
- Siap Akselerasi Investasi di Indonesia, Bank Mandiri Gelar MIF 2025
- Danantara Dinilai Mampu Wujudkan Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen
- Perekonomian Indonesia 2025 Tetap Solid di Tengah Ketidakpastian Global
- Hebat, Ekonomi China Tumbuh 5,4 Persen di Penghujung 2024
- Wamen Viva Yoga: Jadikan Nias Utara Sebagai Kawasan Pertumbuhan Ekonomi Baru
- Begini Cara Bea Cukai Dukung Perbaikan Layanan & Pertumbuhan Ekonomi Nasional