Rupiah Hari Ini Ambruk Lagi, padahal Sudah Mulai Bangkit Kemarin

jpnn.com, JAKARTA - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis pagi (6/10) melemah.
Mata uang Garuda melemah di tengah ekspektasi bank sentral Amerika Serikat, Federal Reserve (Fed) yang mulai menahan kenaikan suku bunga.
Rupiah hari ini melemah tujuh poin atau 0,05 persen ke posisi Rp 15.200 per USD dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp 15.193 per USD.
Kendati demikian, Pengamat pasar uang Ariston Tjendra mengatakan nilai tukar rupiah masih berpeluang menguat hari ini terhadap USD.
"Penguatan rupiah ini ditopang oleh konsolidasi USD karena ekspektasi The Fed bakal mulai menahan kenaikan suku bunganya akibat perlambatan yang mulai terjadi di perekonomian AS," ujar Ariston, Kamis.
Beberapa waktu lalu data aktivitas manufaktur AS bulan September menunjukkan penurunan. Indeks manufaktur AS yang dilaporkan oleh Institute for Supply Management turun menjadi 50,9, lebih rendah dari estimasi 52,2 dan periode sebelumnya di level 52,8.
"Tetapi di sisi lain, ekspektasi di atas bisa berbalik karena beberapa data ekonomi AS juga menunjukkan pertumbuhan, seperti data tenaga kerja versi pihak swasta ADP dan data survei aktivitas sektor jasa bulan September yang dirilis semalam," kata Ariston.
Data ADP Non-Farm Employment Change AS pada September mencapai 208 ribu, lebih tinggi dibandingkan estimasi 200 ribu. Sedangkan data ISM Services PMI AS mencapai 56,7, lebih tinggi dari estimasi 56.
Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis pagi (6/10) melemah.
- Makin Anjlok, Kurs Rupiah Tembus Rp 16.588 Per USD
- Media Asing Sorot Danantara, Dinilai Serius soal Profesionalitas
- Kemudahan Akses Pendanaan bagi Pelaku Ekonomi Kreatif Sedang Dibahas Pemerintah
- Semarak Ramadan, Pelindo Solusi Logistik Berbagi Ribuan Sembako dan Santunan
- Gubernur Herman Deru Minta Pembangunan Infrastruktur Jadi Prioritas
- Nasabah Unggulan PNM Raih Omzet Tiga Kali Lipat saat Ramadan