Rupiah Hari Ini Ambyar, USD Tembus Rp 15.318
jpnn.com, JAKARTA - Kurs rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada awal pekan ambrol melemah 67 poin atau 0,44 persen ke posisi Rp 15.318 per USD.
Nilai tukar mata uang Garuda melemah lagi dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp 15.251 per USD.
Analis Monex Investindo Futures Faisyal mengatakan penurunan itu terjadi menyusul kembalinya ekspektasi pasar bahwa bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (Fed), masih akan tetap agresif menaikkan suku bunga.
"USD menguat di balik perilisan data tenaga kerja AS yang hasilnya optimis," kata Faisyal dalam kajiannya di Jakarta, Senin (10/10).
Menurutnya penguatan USD terjadi seiring optimistisnya data ketenagakerjaan non pertanian atau Non Farm Payrolls (NFP) AS yang menunjukkan pertumbuhan sebanyak 26 ribu tenaga kerja, lebih tinggi dari estimasi 250 ribu tenaga kerja.
Kemudian, data lain yaitu tingkat pengangguran juga menunjukkan penurunan menjadi 3,5 persen, lebih baik dari estimasi di level 3,7 persen.
Dengan mempertimbangkan data ekonomi AS yang optimis dan pernyataan pejabat The Fed yang cenderung hawkish, pasar saat ini kembali berekspektasi akan ada kenaikan suku bunga sebesar 75 basis poin dalam pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) selanjutnya.
Di sisi lain, ada kekhawatiran pasar terhadap ketegangan geopolitik setelah adanya ledakan di sebagian jembatan Krimea yang sangat penting untuk suplai perang Rusia.
Kurs rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada awal pekan ambrol melemah 67 poin atau 0,44 persen ke posisi Rp 15.318 per USD.
- Alhamdulillah, Anggaran Kredit Investasi Padat Karya Mencapai Rp 20 Triliun
- Kabar Baik, Target KUR 2025 Naik jadi Rp 300 Triliun
- Banggar DPR RI Minta Pemerintah Menyiapkan 9 Langkah Setelah PPN 12 Persen Berlaku
- PT Akulaku Finance Indonesia Capai Kesepakatan Rp 600 Miliar dengan 3 Bank
- Hingga Kuartal III 2024, Pembiayaan Keuangan Berkelanjutan BSI Tembus Rp 62,5 Triliun
- Pengamat: Masyarakat Nantikan Tata Kelola Tambang yang Berpihak, Bukan Janji Manis