Rupiah Hari Ini Dihantam Badai Bertubi-tubi, Aduh
![Rupiah Hari Ini Dihantam Badai Bertubi-tubi, Aduh](https://cloud.jpnn.com/photo/arsip/normal/2017/04/23/84b21b0ad2ea362fdbfd4e9eaf301ad3.jpg)
jpnn.com, JAKARTA - Pengamat pasar uang Ariston Tjendra mengatakan kurs rupiah hari ini (Senin (4/10) diperkirakan konsolidasi.
Pasalnya, nilai tukar rupiah hari ini dibayangi sentimen tapering oleh bank sentral Amerika Serikat The Fed dan kenaikan harga energi.
Rupiah pagi ini bergerak menguat 8 poin atau 0,05 persen ke posisi Rp 14.300 per USD dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp 14.308 per USD.
"Sentimen tapering ditambah dengan sentimen kenaikan harga energi dan kasus COVID-19 global yang masih meninggi yang bisa melambatkan pertumbuhan ekonomi global, masih menjadi penekan rupiah," kata Ariston saat dihubungi di Jakarta, Senin.
Menurut Ariston, pelaku pasar masih mewaspadai kebijakan tapering The Fed karena kemungkinan dilakukan pada November atau Desember. Tapering tersebut menandai dimulainya kebijakan pengetatan moneter.
Pascatapering kemungkinan besar akan ada kenaikan suku bunga beberapa bulan berikutnya.
"Artinya bisa lebih cepat dari perkiraan sebelumnya," kata dia.
Selain itu, kata Ariston, kenaikan harga energi telah menekan pertumbuhan manufaktur China.
Pengamat pasar uang Ariston Tjendra mengatakan kurs rupiah hari ini (Senin (4/10) diperkirakan konsolidasi.
- Milad ke-15 Ahlulbait Indonesia, Teguhkan Komitmen Kebangsaan dan Kemanusiaan
- Tahun ke-12, Nara Kreatif Meluluskan 778 Siswa, Anies Baswedan Beri Pesan Khusus
- Gita Wirjawan dan Sri Mulyani Bicara Menjaga Stabilitas Fiskal RI di Tengah Ketidakpastian Global
- Pengembangan Laut Tangerang Peluang bagi Peningkatan Ekonomi Pesisir
- Presiden Prabowo Segera Meluncurkan Danantara, Catat Tanggalnya
- Meski Ada Efisiensi Anggaran, Kemenekraf Tetap Berkomitmen Kerja Maksimal