Rupiah Langsung Menguat
jpnn.com - JAKARTA - Postur kabinet dan sumber daya manusia yang direkrut untuk bergabung dalam pemerintahan Jokowi-JK menjadi perhatian kalangan pengusaha dan investor. Indikasi awal terlihat dari pergerakan nilai tukar (kurs) rupiah dan indeks harga saham gabungan (IHSG) kemarin.
Meski proses pilpres berpotensi berlanjut di MK, pelaku pasar optimistis prospek ekonomi membaik. Kurs rupiah pun kemarin bergerak dalam tren menguat.
Menteri Keuangan Chatib Basri menyatakan, rupiah sempat tertekan saat muncul pernyataan dari capres Prabowo Subianto yang menolak hasil pilpres. "Tapi, kalau kita lihat hari ini (kemarin, Red), rupiah sudah menguat tajam," ujarnya kemarin (23/7).
Namun, setelah Selasa malam lalu Komisi Pemilihan Umum (KPU) menetapkan kemenangan untuk Jokowi-JK, pelaku pasar menjadi lebih optimistis dengan kepastian transisi politik di Indonesia. "Apalagi situasi tetap kondusif dan damai sehingga ekonomi akan lebih stabil," katanya.
Berdasar data Jakarta Interbank Spot Dollar Offered Rate (JISDOR) yang dirilis Bank Indonesia (BI) kemarin, rupiah ditutup di level 11.498 per USD, menguat 33 poin jika dibandingkan dengan penutupan Selasa (22/7) di posisi 11.531 per USD. Itu berarti sepanjang awal pekan ini rupiah sudah terapresiasi 208 poin daripada penutupan Jumat pekan lalu di posisi 11.706 per USD. Posisi 11.498 per USD itu juga merupakan level terkuat sejak 20 Mei 2014.
Sementara itu, nilai tukar di pasar spot berdasar data Bloomberg menunjukkan, hingga sore kemarin rupiah ditutup menguat 98 poin atau 0,85 persen ke posisi 11.507 per USD.
Penguatan rupiah itu merupakan yang terbesar jika dibandingkan dengan mata uang utama di Asia-Pasifik lainnya. Bahkan, pada perdagangan kemarin, rupiah sempat menyentuh level terkuat 11.482 per USD.
Pengamat pasar uang Farial Anwar mengungkapkan, pelaku pasar memang terus memantau proses pemilu di Indonesia. Kekhawatiran memburuknya situasi politik seperti kasus di Thailand sempat membayangi.
Karena itu, ketika Indonesia berhasil melalui tahap-tahap pemilu dengan aman serta damai, respons pasar sangat positif. "Karena itu, kita lihat rupiah menguat dan transaksi di pasar modal cukup ramai," ungkapnya.
Menurut dia, meski secara umum Jokowi-JK lebih banyak diharapkan investor untuk menang dalam pilpres, pelaku pasar sebenarnya juga bisa menerima jika seandainya kemenangan diraih Prabowo-Hatta. "Bagi pasar, yang penting politik stabil sehingga kegiatan ekonomi tidak terganggu," tegasnya.
Bagaimana tren rupiah mendatang? Farial menyebutkan, jika stabilitas politik dan pertumbuhan ekonomi bisa tetap dijaga oleh pemerintahan baru, Indonesia akan tetap menjadi tujuan investasi yang menarik di mata investor. "Kalau investor masuk, rupiah berpotensi menguat," ucapnya.
Direktur Departemen Komunikasi BI Peter Jacobs menuturkan, penguatan rupiah yang berturut-turut selama sepekan terakhir merupakan imbas sentimen positif pilpres. "Iya (penguatan rupiah) karena sentimen positif (pilpres)," ujarnya kemarin.
Kendati demikian, Peter tetap mewaspadai kondisi rupiah yang secara umum masih volatil tersebut. Apalagi depresiasi rupiah sebelumnya cukup baik untuk menekan impor dan sebaliknya menggenjot ekspor karena komoditas asal Indonesia memiliki harga yang kompetitif di pasar global.
BI sempat senang ketika rupiah stabil di posisi Rp 11.600-Rp 11.800 per USD. "Kami terus memonitor pasar supaya fluktuasinya tidak terlalu tajam," paparnya.
Pelaku usaha juga menyambut positif hadirnya pemerintahan baru. Pemegang tampuk kekuasaan di Indonesia itu diharapkan menjadi pemimpin yang visioner dan konsisten membangun ekonomi.
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sofjan Wanandi menyatakan, kemenangan Jokowi-JK sebagai presiden dan wakil presiden terpilih membuka harapan yang baik bagi pengusaha untuk bersaing di dunia.
"Kami yakin, di tangan Jokowi-JK, perekonomian akan semakin kuat dan stabil. Sebab, mereka berdua sama-sama mempunyai background pengusaha. Harapan kami, pemerintah lebih mengerti apa yang dibutuhkan dunia usaha," katanya kemarin.
Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Haryadi Sukamdani menambahkan, sebagian besar pengusaha, baik lokal maupun investor asing, di Indonesia menyambut positif kemenangan Jokowi-JK.
Buktinya, indeks harga saham gabungan (IHSG) langsung melonjak naik kemarin. "Banyak investor yang sebelumnya wait and see selama berbulan-bulan langsung masuk. Ini menunjukkan bahwa mereka yakin kondisi ekonomi akan membaik," jelasnya.
Menurut dia, sebagian besar pengusaha lebih suka dengan sosok Jokowi-JK daripada capres-cawapres lain yang tidak berasal dari kalangan pengusaha. Setidaknya, selama ini mereka tidak memiliki masa lalu yang cenderung negatif di beberapa kalangan.
"Kami cuma berharap kondisi sosio-politik hingga Jokowi-JK dilantik pada 20 Oktober 2014 tetap kondusif. Yang penting, Presiden SBY, TNI, dan Polri harus bisa menjamin itu," tegasnya.
Ketua Umum Organisasi Angkutan Darat (Organda) Eka Sari Lorena juga meminta pemerintahan Jokowi merealisasikan janji-janji saat kampanye. Salah satunya program pengembangan infrastruktur. "Itulah yang kita nantikan. Program pengembangan infrastruktur besar-besaran harus segera dilakukan supaya Indonesia tidak tertinggal dari negara lain," ungkapnya.
Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan-Minuman Indonesia (Gapmmi) Adhi S. Lukman menuturkan, Jokowi-JK memberikan optimisme bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia akan lebih cepat.
JAKARTA - Postur kabinet dan sumber daya manusia yang direkrut untuk bergabung dalam pemerintahan Jokowi-JK menjadi perhatian kalangan pengusaha
- Dukung Indonesia Fintech Summit 2024, Perusahaan Digital Rasakan Literasi Masyarakat Makin Tinggi
- Puluhan Perusahaan Raih BUMN Branding & Marketing Awards 2024
- Korea Pavilion: 24 Brand Ternama Hadir di SIAL Interfood 2024
- Harga Emas Antam Hari Ini Sabtu 16 November 2024 Turun Tipis, Berikut Daftarnya
- Gerakan Boikot Jangan Dimanfaatkan untuk Persaingan Bisnis
- Pemerintah Meluncurkan Satgas Jejaring Advokasi Inklusi Keuangan Digital Perempuan