Rupiah Lemah, Maskapai Resah
jpnn.com - JAKARTA - Kalangan industri penerbangan Indonesia mulai resah menghadapi nilai tukar rupiah terhadap dollar AS yang terus melemah.
Pasalnya, sekitar 70 persen biaya operasional perusahaan maskapai menggunakan valuta asing terutama dolar Amerika Serikat (USD). Meski begitu tidak bisa seenaknya naik harga tiket.
Direktur Umum Lion Group, Edward Sirait, mengatakan maskapai bersama regulator mematok kisaran nilai tukar Rupiah terhadap USD di kisaran Rp 12.500 hingga Rp 13.000 tahun ini. Meski begitu, penguatan USD hingga melampaui 13.000 tetap menjadi perhatian karena secara otomatis berdampak terhadap biaya.
"Untuk sekarang kita lihat dulu, berapa lama ini kondisi begini. Kalau harga jual tiket sudah jelas ada batas atas dan batas bawah yang sudah ditentukan pemerintah. Kita tetap bermain di harga antara batas atas dan batas bawah itu," ujarnya kepada Jawa Pos (induk JPNN), kemarin.
Perubahan batas atas harga tiket hanya bisa berubah jika ada situasi tertentu, salah satunya jika nilai tukar sudah berubah secara permanen setidaknya tiga bulan.
"Maka kita lihat ini permanen atau tidak. Kalau masih bersifat sementara ya kita tidak bisa berbuat apa-apa. Yang pasti biaya rutin kita sekitar 70 persen itu valuta asing," akunya. (gen)
JAKARTA - Kalangan industri penerbangan Indonesia mulai resah menghadapi nilai tukar rupiah terhadap dollar AS yang terus melemah. Pasalnya, sekitar
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Ini Kriteria Pelaku UMKM yang Utangnya Bisa Dihapus Pemerintah
- Tangerang Raya Area Strategis Investasi, LPKR Perluas Portofolio Produk Baru
- Bank Mantap Indonesia Bantu Kebutuhan Para Pensiunan Lewat 3 Pilar ini
- Tingkatkan Pelayanan, KAI Logistik Pangkas Waktu Tempuh Rute Bandung–Surabaya
- Kementerian BUMN Gelar Workshop Penggunaan AI Dalam Komunikasi Media Sosial
- Distribusikan Pupuk Bersubsidi, Petrokimia Gresik Siapkan Stok Lebih dari 372 Ribu Ton