Rupiah Loyo Lagi, Ini Pemicunya
jpnn.com, JAKARTA - Nilai tukar rupiah kembali ditutup melemah 17 poin di level Rp 15.010 pada perdagangan pasar hari ini.
Direktur PT.Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan kenaikan harga komoditas yang saat ini menjadi beban bagi banyak negara.
Menurut Ibrahim, Ekuitas AS diumumkan menjelang keputusan kenaikan suku bunga yang diharapkan dari The Fed karena investor khawatir tentang perlambatan ekonomi dengan tanda-tanda kesengsaraan energi di Eropa.
"The Fed secara luas diperkirakan akan menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin lagi pada akhir pertemuan kebijakannya," ujar Ibrahim, Rabu (27/7).
Kemudian, Dana Moneter Internasional memperingatkan ekonomi dunia akan segera berada di puncak resesi, di antaranya pengetatan moneter, kekurangan energi Eropa atas invasi Rusia ke Ukraina dan sektor properti China, dan pembatasan Covid-19 tetap menjadi hambatan bagi rebound ekonomi global.
Selain itu, kepercayaan Konsumen Dewan Konferensi (CB) AS turun menjadi 95,7, level terendah hampir dua tahun pada Juli di tengah kekhawatiran terus-menerus tentang melonjaknya inflasi dan tingkat yang lebih tinggi.
Meskipun demikian, di tengah resesi global yang menerpa berbagai negara, perekonomian Indonesia tetap sehat dan terus melanjutkan proses pemulihan tumbuh positif ke depan.
"Struktur ekonomi Indonesia juga cukup kokoh ditopang oleh berbagai badan usaha baik yang dimiliki oleh negara seperti perusahaan-perusahaan baik BUMN maupun swasta nasional di berbagai sektor ekonomi," ungkap Ibrahim.
Nilai tukar rupiah kembali ditutup melemah 17 poin di level Rp 15.010 pada perdagangan pasar hari ini.
- Rupiah Ditutup Melemah 22 Poin, 'Kabinet Obesitas' jadi Faktor Pemicu
- Rupiah Hari Ini Terkerek Pelantikan Presiden Prabowo Subianto
- Rupiah Hari Ini Melorot Lagi, Harga Emas Makin Meroket!
- Pemerintah Fokus Menjaga Aliran Investasi untuk Pembangunan Masa Depan
- Rupiah Melemah Lagi saat Menunggu Rilis Data PDB Amerika Serikat
- Pagi ini Rupiah Melemah Rp16.368 per Dolar AS