Rupiah Loyo Lagi, Ini Pemicunya
jpnn.com, JAKARTA - Nilai tukar rupiah pada perdagangan hari ini ditutup melemah 21 poin di level Rp 14.932.
Direktur PT.Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan dolar AS naik terhadap mata uang lainnya setelah data menunjukkan kenaikan mengejutkan di industri jasa.
Selain itu, kemungkinan federal reserve mempertahankan sikap pengetatan moneter agresif di tengah data ekonomi yang masuk akal dan komentar hawkish dari sejumlah pembuat kebijakan.
"Data yang dirilis Rabu menunjukkan industri jasa AS secara tidak terduga meningkat pada Juli di tengah pertumbuhan pesanan yang kuat, mendukung pandangan bahwa ekonomi tidak dalam resesi meskipun output merosot pada paruh pertama tahun ini," ujar Ibrahim, Kamis (4/8).
Menurut Ibrahim, pasar memantau perkembangan utang Indonesia yang terus mengalami kenaikan meskipun pemerintah memastikan utang negara sebesar Rp 7.123 triliun dalam batas aman dan wajar.
"Jumlah utang meningkat Rp 121 triliun dibanding Mei 2022 sebesar Rp 7.002 triliun, sedangkan rasio utang terhadap PDB dalam batas aman, wajar, serta terkendali diiringi dengan diversifikasi portofolio yang optimal.
Adapun utang pemerintah didominasi instrumen Surat Berharga Negara (SBN) dengan porsi sebesar 88,46 persen.
Hingga akhir Juni 2022, penerbitan SBN yang tercatat sebesar Rp 6.301,88 triliun.
Nilai tukar rupiah pada perdagangan hari ini ditutup melemah 21 poin di level Rp 14.932.
- Rupiah Ditutup Melemah 22 Poin, 'Kabinet Obesitas' jadi Faktor Pemicu
- Rupiah Hari Ini Terkerek Pelantikan Presiden Prabowo Subianto
- Rupiah Hari Ini Melorot Lagi, Harga Emas Makin Meroket!
- Pemerintah Fokus Menjaga Aliran Investasi untuk Pembangunan Masa Depan
- Rupiah Melemah Lagi saat Menunggu Rilis Data PDB Amerika Serikat
- Pagi ini Rupiah Melemah Rp16.368 per Dolar AS