Rupiah Loyo Lagi, Ini Pemicunya
Penerbitan itu juga terbagi menjadi SBN domestik dan SBN valuta asing (valas).
SBN Domestik tercatat sebanyak Rp 4.992,52 triliun yang terbagi menjadi Surat Utang Negara (SUN) sebesar Rp 4.092,03 triliun serta Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) sebesar Rp 900,48 triliun.
Lebih lanjut, SBN Valas yang tercatat ialah sebesar Rp 1.309,36 triliun dengan rincian SUN sebesar Rp 981,95 triliun dan SBSN senilai Rp 327,40 triliun.
Berdasarkan mata uang, utang pemerintah didominasi oleh mata uang domestik (rupiah), yaitu 70,29 persen.
"Saat ini kepemilikan oleh investor asing terus menurun sejak 2019 yang mencapai 38,57 persen, hingga akhir tahun 2021 yang mencapai 19,05 persen, dan per 5 Juli 2022 mencapai 15,89 persen.
"Pemerintah memberikan sinyal aman terhadap utang. Namun pelaku pasar sedikit goyah karena kondisi pasar global yang terus tertekan akibat resesi teknikal di beberapa benua, salah satunya AS dan Eropa serta ketegangan China dan Taiwan akibat kedatangan Pelosi," ungkap Ibrahim.
Untuk itu, pada perdagangan besok mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif dan ditutup melemah di rentang Rp 14.920-Rp 14.970. (mcr28/jpnn)
Nilai tukar rupiah pada perdagangan hari ini ditutup melemah 21 poin di level Rp 14.932.
Redaktur : M. Rasyid Ridha
Reporter : Wenti Ayu Apsari
- Rupiah Hari Ini Makin Ambyar Terpengaruh IHK Amerika
- Sentimen Negatif Trump Bikin Rupiah Hari Ini Ambrol 62 Poin
- Efek Pemangkasan Suku Bunga The Fed, Rupiah Hari Ini Cerah
- Rupiah Ditutup Melemah 22 Poin, 'Kabinet Obesitas' jadi Faktor Pemicu
- Rupiah Hari Ini Terkerek Pelantikan Presiden Prabowo Subianto
- Rupiah Hari Ini Melorot Lagi, Harga Emas Makin Meroket!