Rupiah Loyo, Menkeu: Sekarang Aman
Data nilai tukar berdasar Jakarta Interbank Spot Dollar Offered Rate (JISDOR) yang dirilis Bank Indonesia (BI) kemarin menunjukkan, rupiah kembali melemah ke level Rp 13.164 per USD, melemah 105 poin bila dibandingkan dengan penutupan sehari sebelumnya yang masih di posisi Rp 13.059 per USD. Itu adalah pelemahan tiga hari berturut-turut sepanjang pekan ini.
Sementara itu, di pasar spot, data yang dihimpun Bloomberg menunjukkan, rupiah kemarin sempat terperosok ke level terendah Rp 13.245 per USD pada perdagangan siang hari. Namun, hingga penutupan perdagangan sore kemarin, rupiah sedikit menguat ke level Rp 13.192 per USD, melemah 98 poin atau 0,75 persen daripada penutupan hari sebelumnya.
Pelemahan 0,75 persen dalam periode satu hari tersebut merupakan yang terparah bila dibandingkan dengan 13 mata uang utama di kawasan Asia Pasifik. Bahkan, beberapa mata uang seperti dolar Australia (AUD), dolar Selandia Baru (NZD), dolar Singapura (SGD), dan ringgit Malaysia (MYR) kemarin sudah mencatat rebound penguatan terhadap USD.
Kondisi rupiah yang masih melemah menjadi latar belakang Presiden Jokowi memanggil Gubernur BI Agus Martowardojo dan Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman D. Hadad. Kemarin, didampingi sejumlah anggota kabinet, secara garis besar presiden merasa perlu mengoordinasikan lagi sejumlah hal untuk menyikapi situasi terakhir.
Pada pengantar pertemuan, presiden tetap mengajak semua pihak agar tetap optimistis ekonomi Indonesia tahun ini akan tumbuh lebih baik. Meski demikian, imbuh dia, kondisi terkini tetap harus menjadi perhatian. ”Kita harus hati-hati iya, waspada iya,” kata Jokowi di kantor presiden, Jakarta, kemarin.
Rapat terbatas dengan BI dan OJK tersebut merupakan pertemuan lanjutan. Senin malam (10/3) pertemuan sempat terlaksana. Namun, ketika itu Agus Martowardojo berhalangan dan mewakilkannya kepada Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara.
Seusai rapat, Agus menegaskan, kondisi perekonomian Indonesia hingga saat ini secara umum masih aman. Dia menyatakan, volatilitas rupiah memang terjadi, namun kondisinya secara umum masih terjaga.
Optimisme tersebut, lanjut dia, bertambah pasca pihaknya mendengar langsung paparan pemerintah tentang komitmen memperbaiki transaksi berjalan yang masih defisit hingga tiga tahun terakhir.
JAKARTA – Setelah menembus level psikologis Rp 13.000 per dolar Amerika Serikat (USD), rupiah kembali memasuki tren melemah sepanjang pekan
- Gelar Rising Stars, Bank Saqu Rayakan Satu Tahun Perjalanan
- Gantikan Posisi Wulan Guritno, Chef Juna jadi Komisaris Independen PT Lima Dua Lima Tiga
- Kinerja BUMN Melesat di Tahun Ini, Dividen Tercapai 100% Senilai Rp 85,5 Triliun
- Pertamina Patra Niaga Regional JBB Sigap Atasi Kebocoran Pipa BBM di Cakung-Cilincing
- MR. DIY Bakal Melantai di Bursa, Tawarkan Saham Mulai Rp 1.650
- Bintang Sempurna Meraih 3 Penghargaan di Asian Print Awards 2024