Rupiah Makin Tak Berdaya
jpnn.com - JAKARTA - Depresiasi atau pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS (USD) semakin dalam sepanjang dua hari ini. Pasca kebijakan Bank Indonesia (BI) yang mengurangi intervensi dan membiarkan gerak rupiah menuju titik ekuilibrium barunya, kini rupiah seakan makin tidak berdaya menghadapi tekanan sentimen eksternal.
Kurs tengah BI pada perdagangan kemarin (24/7) menunjukkan adanya koreksi 40 poin (0,39 persen) ke posisi Rp 10.262 per dolar AS dibanding Selasa (23/7) yang berada di level Rp 10.222 per dolar AS. Rupiah pada Selasa juga tertekan cukup besar hingga 154 poin (1,53 persen) daripada perdagangan Senin (22/7) yang masih berada di posisi Rp 10.068 per dolar AS.
Analis senior Monex Investindo Futures Zulfirman Basir menyatakan, sentimen eksternal yang terjadi pada perdagangan kemarin cukup variatif. Tetapi, rupiah paling besar mendapat tekanan negatif dari rilis HSBC Holdings Plc tentang indeks manufaktur Tiongkok yang melemah dari 48,2 persen menjadi 47,7 persen dari ekspektasi yang mencapai 48,6 persen.
Tidak pelak, kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot valas antarbank di Jakarta kemarin juga ditutup melemah 70 poin (0,68 persen) ke posisi 10.250"10.270 dari posisi hari sebelumnya 10.180"10.190. Bahkan, sepanjang perdagangan, rupiah mencapai level terlemah di posisi 10.265 per dolar AS dan level terkuat di 10.200 per dolar AS.
"Pasar lebih merespons lemahnya manufaktur Tiongkok yang menandakan berlanjutnya perlambatan ekonomi Tiongkok. Apalagi, Tiongkok merupakan mitra dagang utama Indonesia," jelasnya.
Kendati demikian, Firman tidak bisa berharap banyak adanya intervensi yang radikal dari BI untuk menyelamatkan kurs rupiah. "Sebab, cadangan devisa kita saat ini sudah di posisi yang cukup rendah," terangnya.
Hingga akhir Juni 2013, posisi cadangan devisa hanya Rp 98,09 triliun atau merosot tajam dari posisi akhir Mei 2013 yang mencapai Rp 105,15 triliun.
JAKARTA - Depresiasi atau pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS (USD) semakin dalam sepanjang dua hari ini. Pasca kebijakan Bank Indonesia
- Bank bjb Raih Digital Banking Award 2024 dari Investortrust
- Re.Search Gelar Puncak Acara Innovation Lab 2024
- BNI Emerald Center Manjakan Nasabah Premium dengan Konsep Baru
- Perusahaan Tambang Harus Memberikan Dampak Positif Kepada Masyarakat
- PPN 12 Persen Menunggu Keputusan Presiden Prabowo
- Penyaluran Kredit dan DPK BTN Meningkat, di atas Pertumbuhan Rata-rata Nasional