Rupiah Masih Perkasa!
Pada rapat bulan ini, The Fed (bank sentral AS) menegaskan bahwa kenaikan suku bunga AS pada akhir tahun ini diperlukan.
Tetapi, secara keseluruhan Josua beranggapan fundamental ekonomi akan terus membaik.
’’Nilai tukar rupiah diperkirakan berada di kisaran Rp 13.000–Rp 13.100 per dolar AS,’’ katanya.
Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Eko Listianto mengungkapkan, penguatan rupiah bakal membawa dampak yang lebih menguntungkan bagi Indonesia.
Sebab, turunnya kinerja ekspor tidak hanya disebabkan kurs, tetapi juga dipicu permintaan yang memang sedang turun.
Selain itu, konfidensi pasar diprediksi makin bertambah seiring dengan penguatan rupiah.
’’Ini yang kita butuhkan. Stability, confidence, dan tentu menjaga ekspektasi. Kalau rupiah menguat, ekspektasi ekonomi akan membaik. Trust akan meningkat,’’ tuturnya.
Namun, Eko menggarisbawahi perlu adanya perbaikan dari dua sisi pendorong pertumbuhan ekonomi, yaitu sisi fiskal dan moneter.
JAKARTA – Sambutan positif terhadap program pengampunan pajak turut mendongkrak performa rupiah. Dalam perdagangan Rabu (28/9) kemarin, rupiah
- Kunker ke China, Dirut PTPN III Bahas Kerja Sama Strategis & Ekspansi Investasi di KEK Sei Mangkei
- Permudah Transaksi Logam Mulia, I Love Emas Resmi Hadir di Depok
- Selamat, Pertamina Raih Penghargaan Internasional Bidang Investor Relations
- Diaspora Loan BNI Bantu Pemilik Bakso Ini Kembangkan Bisnis di Seoul
- Gandeng 30 UMKM Binaan, DMI Gelar Festival Rumah Wirausaha Masjid
- 20 Unit Bus Listrik CKD Pertama dari VKTR & Karoseri Laksana Resmi Beroperasi, Layani Rute Ini