Rupiah Masih Tertekan, Dipredeksi Mendekati Rp 14.500 per Dolar AS
jpnn.com, JAKARTA - Nilai tukar rupiah masih tertekan, yang dipicu kekhawatiran pelemahan ekonomi global dari penyebaran virus corona terus meluas.
Rupiah Senin (2/3) pagi, bergerak melemah 57 poin atau 0,4 persen menjadi Rp 14.375 per dolar AS dari sebelumnya Rp 14.318 per dolar AS.
"Wabah virus corona masih menjadi headline dan sentimen negatif untuk aset berisiko di awal pekan ini, termasuk rupiah berpotensi tertekan lagi," kata Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Senin.
Indeks saham Asia terlihat dibuka negatif pagi ini. Pasar masih tertarik mengalihkan aset ke aset aman.
Imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS terus turun ke level terendah baru pada 1,027 persen karena tingginya permintaan.
Pasar juga mengantisipasi buruknya data indeks aktivitas manufaktur Tiongkok pada Februari yang disurvei oleh Markit. Data berpotensi menunjukkan aktivitas manufaktur Tiongkok akan berkontraksi.
Kontraksi manufaktur di Tiongkok bisa memberikan dampak negatif ke negara mitranya, terutama penyedia bahan baku.
Ariston memprediksi rupiah Senin ini masih berpotensi tertekan di kisaran Rp 14.100 per dolar AS hingga Rp 14.400 per dolar AS.
Nilai tukar rupiah masih tertekan, dipicu kekhawatiran pelemahan ekonomi global dari penyebaran virus corona terus meluas.
- Kurs Rupiah Hari Ini Menggeliat, tetapi Tekanan Masih Kuat
- Nilai Tukar Rupiah Hari Ini Melemah Lagi, Inilah Pemicunya
- Rupiah Menguat Didorong Penerimaan Pajak
- Waduh! Ancaman Sanksi AS ke Rusia Bikin Rupiah Loyo
- Alhamdulilah, Pagi Ini Kurs Rupiah Menguat Lagi
- Rupiah Terimbas Penguatan Dolar Terhadap Sejumlah Mata Uang