Rupiah Melemah Hingga 10 Persen, Lampu Kuning
jpnn.com - JAKARTA--Dibalik efek negatif dari pelemahan rupiah, masih ada satu sisi yang bisa dimanfaatkan oleh pengusaha. Khususnya bagi pengusaha atau industri yang berbasis pada ekspor. Untuk itu, Kamar Dagang dan Industri (Kadin) menghimbau agar pengusaha memanfaatkan momentum ini untuk menggenjot ekspornya.
Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Perbankan dan Finansial Rosan P Roeslani berkata secara umum pelemahan rupiah sangat mengganggu stabilitas ekonomi Indonesia. Pelemahan ini nantinya bakal menimbulkan efek domino yang sangat besar bagi perekonomian nasional. Secara jangka panjang itu bukan yang diinginkan oleh dunia usaha, tapi secara jangka pendek situasi ini bisa dimanfaatkan oleh ekportir.
"Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS yang saat ini hampir mencapai Rp 11 ribu, seharusnya itu momentum pengusaha untuk menggenjot ekspornya. Apalagi saat ini neraca perdagangan Indonesia juga tengah mengalami defisit yang cukup besar. Peningkatan ekspor bakal sangat membantu," terangnya pada Jawa Pos.
Menurutnya, beberapa industri yang diuntungkan yakni pelaku agroindustri dan eksportir komoditas pertanian. Sektor industri tersebut bahan bakunya diperoleh dari produksi dalam negeri, sehingga transaksi pembelian bahan baku menggunakan rupiah. Beberapa contoh sektor agroindustri yaitu industri pengolahan coklat, industri pulp and paper, furniture, dan minyak kelapa sawit (CPO).
Sementara itu, industri yang paling terdampak pada pelemahan rupiah ini yakni industri manufaktur. Seperti yang diketahui, sekitar 60 persen industri manufaktur masih disupply dari bahan baku impor. Misalkan saja industri makanan dan minuman, pengolahan logam, industri tekstil, elektronika, serta otomotif.
"Jika pelemahan rupiah berkisar 6-7 persen seperti bulan lalu, pengusaha masih bisa mengatasinya. Tapi kalau saat ini yang sudah mencapai 10 persen itu sudah membuat pengusaha ketar-ketir. Ini menjadi lampu kuning bagi kami," jelasnya. Pihaknya berharap pelemahan rupiah tidak lari melebihi 10 persen. Sebab jika itu terjadi pengusaha bakal kesulitan mengatur kembali perencanaan bisnisnya.
Dia menghimbau kepada pemerintah agar segera segera menyiapkan tindakan untuk mengatasi situai ini. Pemerintah harus memperhatikan cadangan devisa. Salah satunya dengan menggenjot potensi ekspor. Selain itu, lanjutn Rosan, Bank Indonesia juga harus merangkul pengusaha swasta atau pun BUMN agar tidak berspekulasi yang bisa mendorong rupiah semakin kritis.
Misalkan saja dengan menjual atau menyimpan valas ke luar negeri. Jika itu terjadi maka akan terus memperburuk rupiah.
Sementara itu, Ketua Umum Dewan Karet Indonesia Aziz Pane menyebutkan pelemahan rupiah tidak mutlak menguntungkan bagi kegiatan ekspor agroindustri. Sebab perekonomian dunia belum membaik, sehingga harga komoditas melemah dan volume permintaan ekspor menurun.
"Tidak sepenuhnya kemerosotan nilai tukar rupiah ini dapat kami nikmati. Pelemahan perekonomian dunia masih berlangsung sehingga hasil yang kami dapatkan sama saja," katanya.
JAKARTA--Dibalik efek negatif dari pelemahan rupiah, masih ada satu sisi yang bisa dimanfaatkan oleh pengusaha. Khususnya bagi pengusaha atau
- Di Tengah Cuaca Ekstrem, ASDP Cetak Rekor Layani 1.908 Trip di Lintas Ketapang-Gilimanuk
- Bibit.id Tutup Tahun dengan Sederet Penghargaan Bergengsi
- Dari Konser K-Pop hingga Kereta Cepat, Inovasi tiket.com Makin Ciamik
- Toshiba Memperkenalkan Peralatan Dapur Modern Untuk Memasak Sehat
- Berkah Libur Nataru, Penjualan Pempek di Palembang Meningkat Signifikan
- Studi Jakpat: Richeese Factory Jadi Fast Food Brand Lokal Paling Favorit