Rupiah Melemah Hingga 10 Persen, Lampu Kuning

Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makana dan Minuman Indonesia (Gapmmi) Adhi S Lukman menyatakan pihaknya saat ini telah bersiap-siap menaikkan harga jual produk makanan dan minuman. Akibat pelemahan rupiah, lanjutnya, harga pokok produksi naik sekitar 6-7 persen.
"Bahan baku industri makanan dan minuman seperti gula dan terigu kan 100 persen dipenuhi dari impor. Ini sangat berdampak pada kami," ucapnya. Industri makanan dan minuman yang paling terkena imbasnya yakni mi instan, roti, dan biskuit.
Adhi mengatakan saat ini pihaknyan masih mengamati situasi fluktuasi rupiah. Jika itu bisa diselesaikan sebelum memasuki kuartal IV atau Oktober nanti maka kenaikan harga tidak akan terjadi. Tapi jika kondisi rupiah terus anjlok, menaikkan harga merupakan jual merupakan hal yang tidak bisa dihindari.
Sebelumnya, Menteri Perindustrian MS Hidayat mengakui stabilitas rupiah sangat penting bagi pengembangan industri. Fluktuasi kurs rupiah yang terjadi saat ini memberikan ketidakpastian dalam dunia usaha terutama pada beban produksi. "Pemerintah telah membuat beberapa opsi untuk menyelesaikan ini. Kami yakin situasi ini akan berakhir pada Oktober nanti," terangnya. (uma)
JAKARTA--Dibalik efek negatif dari pelemahan rupiah, masih ada satu sisi yang bisa dimanfaatkan oleh pengusaha. Khususnya bagi pengusaha atau
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Emas Diburu, Dirut Pegadaian: Transaksi Emas Naik 4 Kali Lipat, Capai Rp1,5 Triliun
- Mitratel Pertahankan Peringkat idAAA dengan Prospek Stabil
- Gandeng Kemendagri, Asbanda Luncurkan SP2D Oline
- Bea Cukai Dorong Potensi Daerah ke Pasar Global dengan Gencar Sosialisasi Ekspor
- Secangkir Kopi Sambut Pengunjung di Pavindo, World Expo 2025
- Asyik, Kini Beli iPhone 16 Pro Bisa lewat Indodana Paylater, Mudah & Ringan