Rupiah Melemah, Industri Resah
Kamis, 31 Mei 2012 – 06:36 WIB
"Untuk itu, kami berharap pemerintah segera melakukan sesuatu. Kami yakin pemerintah mampu karena ada cadangan devisa di atas USD 100 miliar. Dengan begitu, pelaku industri bisa segera melakukan kalkulasi margin," ujar Hendro.
Sementara itu, Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia"Bidang Moneter, Fiskal, dan Kebijakan Publik Hariyadi Sukamdani mengatakan, sentimen pasar yang memicu pelemahan rupiah terhadap dolar tersebut justru bisa dianggap sebagai momentum untuk meningkatkan konsumsi bahan baku dari pasar domestik."
Menurut Hariyadi, saat ini industri di dalam negeri yang diproyeksi terimbas penguatan US dolar, antara lain, farmasi yang importasi bahan bakunya bisa mencapai 90 persen serta industri baja. "Sektor makanan, seperti daging sapi impor, dan komunitas barang dari jagung dan pakan ternak juga diprediksi terdampak. Tren ini kami prediksi berlangsung 2"3 bulan," tuturnya."
Di lain pihak, Ketua Asosiasi Aneka Keramik Indonesia (Asaki) Ahmad Wijaya mengatakan, industri keramik tidak begitu terdampak penguatan dolar. "Sebab, bahan baku kami yang asalnya impor lebih banyak didatangkan dari negara di Eropa. Misalnya, Italia dan Spanyol. Saat ini, posisi euro memang lebih menguntungkan," tuturnya.
SURABAYA - Terus melemahnya kurs rupiah terhadap US dolar mulai membuat industri waswas. Jika pelemahan kurs tersebut berlangsung lama, itu akan
BERITA TERKAIT
- Kunjungi Desa Tertinggal di Serang, Mendes PDT Yandri Susanto Mengaku Miris
- Meccaya Resmi Luncurkan 88 Acne Cream & Sarijel
- SheTrades Buka Peluang Pengusaha Perempuan RI Go International
- TDN Hadir di Purwokerto, Wujud Komitmen Penuhi Kebutuhan Daging Masyarakat
- Kideco Berkomitmen untuk Menyempurnakan Kualitas Laporan Berkelanjutan
- Shell Membantah Bakal Tutup SPBU di Indonesia