Rupiah Mengarah ke Rp 9.059 per USD
Sabtu, 09 Februari 2013 – 05:48 WIB
"Selain itu, intervensi dari BI (Bank Indonesia) juga kurang memadai sehingga Rupiah terus turun,' katanya.
Baca Juga:
Menurut Purbaya, sejak Juni 2012, nilai tukar Rupiah sudah mulai undervalued atau berada di bawah nilai fundamentalnya. Pada periode Juni 2012, realisasi nilai tukar Rupiah berada di level Rp 9.480 per USD, padahal nilai fundamentalnya di kisaran Rp 9.292 per USD.
Lalu, pada September 2012, nilai tukar Rupiah melemah ke Rp 9.588 per USD, padahal nilai fundamentalnya Rp 9.197 per USD. Pada November 2012, realisasi nilai tukar Rp 9.605 per USD dan nilai fundamental Rp 9.303 per USD. "Pada Januari hingga awal Februari ini (2013) juga masih undervalued," ucapnya.
Lantas, apa yang membuatnya yakin Rupiah akan menguat" Purbaya menyebut, defisit neraca perdagangan saat ini lebih banyak disebabkan oleh pesatnya investasi asing langsung (foreign direct investment/FDI) sehingga memicu tingginya impor barang modal. "FDI diproyeksi akan terus masuk, itu akan memperkuat Rupiah," katanya.
JAKARTA - Nilai tukar Rupiah masih bergerak liar. Setelah mencapai titik terlemah dalam tiga tahun terakhir pada awal Januari lalu di level 9.740
BERITA TERKAIT
- Pertamina Regional Indonesia Timur Raih Penghargaan Internasional Best Practice GCSA 2024
- Mendes Yandri Susanto Sebut BUMDes Penting Cegah Efek Negatif Urbanisasi Bagi Desa
- Sertifikasi Halal Lindungi UMK dari Serbuan Produk Luar Negeri
- Kebijakan Perdagangan Karbon Indonesia di COP 29 Dinilai Bermasalah
- Bea Cukai Parepare Musnahkan Barang Ilegal Senilai Lebih Rp 2,25 Miliar, Terbanyak Rokok
- Anindya Bakrie: Kita Harus Dorong Investasi Asing yang Ciptakan Lapangan Kerja