Rupiah Menguat di tengah Pengumuman 2 WNI Positif Virus Corona
jpnn.com, JAKARTA - Bank Indonesia berhasil menahan dampak negatif virus corona terhadap nilai tukar rupiah, melalui kebijakan stimulus moneter.
Hasilnya, rupiah ditutup menguat 53 poin atau 0,37 persen menjadi Rp 14.265 per dolar AS dibandingkan posisi hari sebelumnya Rp 14.318 per dolar AS.
"Sentimen positif bagi rupiah hari ini yaitu berita BI mengeluarkan kebijakan stimulus moneter untuk meredakan dampak negatif Corona. BI juga mengatakan akan melakukan intervensi yang intensif," kata Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Senin (2/3).
BI hari ini menurunkan rasio Giro Wajib Minimum (GWM) valuta asing (valas) bank umum konvensional dan syariah untuk meningkatkan likuditas valuta asing (valas) di perbankan.
Rasio GWM valas turun dari yang semula delapan persen dari DPK (Dana Pihak Ketiga) menjadi empat persen dari DPK.
Penurunan GWM valas yang berlaku sejak 16 Maret 2020 ini dapat meningkatkan likuiditas di perbankan hingga 3,2 miliar dolar AS.
Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan setelah diumumkannya positif wabah COVID-19 di Indonesia oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada hari ini, pelaku pasar semakin khawatir terhadap wabah virus tersebut.
"Akibat meluasnya wabah virus corona yang terus menjadi topik utama dalam awal tahun ini, mengakibatkan goncangan ekonomi secara global dan Indonesia juga terkena dampaknya walaupun persentasenya masih relatif kecil dibandingkan negara-negara lainnya yaitu hanya 1,08 persen," ujar Ibrahim.
Bank Indonesia berhasil menahan dampak negatif corona terhadap nilai tukar rupiah, melalui kebijakan stimulus moneter.
- Rupiah Menguat, Biaya Produksi Bisa Menurun
- Ada Kabar Baik dari Rupiah, Menguat 21 Poin
- Rupiah Mampu Menguat, Ada Hal Baru yang Wajib Diwaspadai
- Kurs Rupiah Hari Ini Menggeliat, tetapi Tekanan Masih Kuat
- Nilai Tukar Rupiah Hari Ini Melemah Lagi, Inilah Pemicunya
- Rupiah Menguat Didorong Penerimaan Pajak