Rupiah Paling Stabil di Asia
Senin, 15 April 2013 – 06:27 WIB
Menurut Darmin, relatif stabilnya nilai tukar Rupiah merupakan hasil dari kebijakan BI dalam menjaga stabilitas sesuai dengan kondisi fundamental, baik melalui penguatan mekanisme intervensi valas, penerapan term deposit (TD) valas maupun pendalaman pasar valas. "Moderasi tekanan depresiasi didorong oleh aliran masuk modal asing ke perekonmian Indonesia," katanya.
Baca Juga:
Ke depan, lanjut Darmin, dengan mempertimbangkan kondisi neraca pembayaran pada triwulan II-2013, tekanan depresiasi nilai tukar rupiah diprakirakan juga akan moderat. "BI akan terus berada di pasar untuk menjaga stabilitas Rupiah," ucapnya.
Sebagai gambaran, pada Jumat lalu (12/4) Rupiah ditutup melemah ke level Rp 9.710 per USD, dibanding posisi Kamis (11/4) yang di level Rp 9.688 per USD. Artinya, sedikit melemah dibanding rata-rata nilai tukar sepanjang triwulan I-2013 yang di level Rp 9.680 per USD.
Sementara itu, Menteri Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan nilai tukar rupiah terhadap USD saat ini masih stabil. "Percayalah, rupiah kita masih stabil. Stabil dan terus menguat," ujarnya.
JAKARTA - Dalam beberapa bulan terakhir, Rupiah tampak terhuyung karena tertekan dolar AS (USD). Tapi, ternyata, Rupiah termasuk mata uang yang paling
BERITA TERKAIT
- KAI Ingatkan Ketentuan Bagasi untuk Penumpang yang Berlibur saat Nataru
- PB PMII Minta Kenaikan PPN 12% Dikaji Ulang
- Tarif PAM Jaya Naik Pada 2025, Tetapi Tak Berlaku Untuk Kelompok Masyarakat Ini
- PT Marwi Indonesia Industrial Resmi Kantongi Izin Fasilitas Kawasan Berikat, Ini Harapannya
- Kementan-Pupuk Indonesia Teken Kontrak Pengadaan dan Penyaluran Pupuk Subsidi di 2025
- Arief Poyuono Merespons Polemik PPN 12 Persen