Rupiah Terdepresiasi Tajam, Gubernur BI Anggap Wajar
jpnn.com - JAKARTA - Meski terdepresiasi tajam, Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo menilai pelemahan rupiah pada bulan ini, masih dalam batas wajar.
Dia menguraikan, setiap bulan Juni, permintaan akan dollar AS cenderung meningkat. Karena, ada pembayaran utang, pembagian dividen dan repatriasi aset.
"Secara umum, perekonomian Indonesia masih relevan dengan kondisi kita. Tapi di bulan Juni ini, secara musiman memang cukup banyak kewajiban yang harus dibayar," paparnya di Gedung DPR RI, kemarin.
Selain itu, lanjut Agus, depresiasi terhadap nilai rupiah tersebut juga dipengaruhi kondisi inflasi Mei yang sebesar 0,5 persen. Sentimen negatif terhadap pertumbuhan ekonomi triwulan pertama yang meleset dari target pemerintah, yakni hanya 4,7 persen juga menyumbang pelemahan terhadap rupiah.
Sementara dari faktor global, alotnya negoisasi IMF dan Yunani dan rencana the Fed untuk menaikkan suku bunga, ikut menjadi tekanan bagi rupiah."
"Secara umum nilai tukar masih terjaga. Kalau kita lihat, mata uang Korea, Malaysia, semua lebih dalam dari kita tekanannya. Ini semua reaksi dari perkembangan risk on-risk off di luar negeri. Jadi saya melihat bahwa kita memang harus menghadapi ini dengan baik dan waspada," urainya. (owi/ken/gen/dee)
JAKARTA - Meski terdepresiasi tajam, Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo menilai pelemahan rupiah pada bulan ini, masih dalam batas wajar.
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Di Tengah Proses Hukum, Bukalapak Ungkap Operasional Perusahaan Berjalan Normal
- OJK Cabut Izin Usaha PT Sarana Riau Ventura
- Komit Jalankan Program PSN, PLN Indonesia Power Kembangkan Berbagai Potensi EBT di Tanah Air
- BTN Memulai Proses Akuisisi Bank Victoria Syariah, Begini Skemanya
- Harga Emas Antam Hari Ini 20 Januari Turun Tipis, Cek Daftarnya
- Yayasan GSN dan PT Atthaya Salurkan Bantuan Pupuk kepada Petani Majalengka